Teknologi pada era Revolusi Industri 4.0 menawarkan cara efisien dan efektif
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Ir Suharti MA PhD mengatakan perlu adanya rancangan pembelajaran yang memberdayakan teknologi informasi dan komunikatif (TIK).
 

“Teknologi pada era Revolusi Industri 4.0 menawarkan cara yang efisien dan efektif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tatap muka selama pandemi COVID-19, sehingga diperlukan rancangan model pembelajaran yang mendayagunakan TIK selama masa pandemi,” ujar Suharti di Jakarta, Kamis.
 

Dia menambahkan untuk itu, peran instansi pembina sangat diperlukan untuk terus mendorong agar para Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP)  dapat berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan sumber daya, sehingga senantiasa hadir sebagai solusi permasalahan pembelajaran melalui aspek teknologi.

Baca juga: Pandemi COVID-19 dorong guru maksimalkan teknologi

Baca juga: Mendikbudristek: Teknologi dalam pembelajaran tidak bisa dihindari

 

Kemendikbudristek melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) selaku Instansi Pembina Teknis Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF–PTP) kembali menggelar Simposium Regional Pengembang Teknologi Pembelajaran 2021 di Jakarta pada 18 November hingga 20 November 2021. Simposium itu mengusung tema “Serentak Bergerak Berkolaborasi Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul”.
 

“Kegiatan yang sempat vakum selama pandemi ini bertujuan untuk saling tukar pengetahuan, berbagi informasi, pengalaman, wawasan diantara para ahli dan praktisi terkait dengan perkembangan teknologi pembelajaran, hasil kajian, gagasan serta analisis di bidang pengembangan teknologi pembelajaran," katanya.

Sehingga dapat meningkatkan peran PTP dalam menyiapkan serta menghasilkan karya-karya inovatif khususnya di era pandemi dalam mewujudkan pembelajaran yang berdaya saing,” ujar Kepala Pusdatin Kemendikbudristek, Dr M. Hasan Chabibie.


Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama, Dr Purwanto, mengatakan simposium kali ini berbeda karena dilakukan secara hibrid yaitu luring dan daring, serta diikuti oleh tidak hanya PTP Kemendikbudristek, melainkan PTP dari lintas kementerian sejumlah 61 kementerian/lembaga. 

Baca juga: Guru kembangkan kreativitas mengajar melalui konten media sosial

Baca juga: Teknologi pembelajaran terintegrasi jadikan pembelajaran daring setara

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021