Direktur Eksekutif Indonesia CARE Lukman Azis Kurniawan mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat tim Penyelamatan Danau Prioritas Nasional. Tim tersebut melakukan penanganan dengan mengangkat sedimentasi sejumlah danau di Tanah Air, termasuk Danau Rawa Pening.
Siaran pers Indonesia CARE menyebutkan, para relawan dari beberapa komunitas membuat inovasi agar sedimentasi itu dapat diolah, supaya fungsi dari danau kembali optimal. Komunitas itu adalah Yayasan Indonesia CARE, komunitas Negeri Lohjinawi (NLJ), Posko Jenggala, dan Relawan Tani.
"Saat ini kami tengah menjalankan program pembibitan sejumlah tanaman produktif yang memanfaatkan media tanam dari hasil limbah sedimentasi danau," ujar Lukman.
Menurut Lukman, media tanam dan eceng gondok bisa menjadi pupuk organik dalam program konservasi danau kritis Rawa Pening. Pembibitan tanaman produktif yang memanfaatkan sedimentasi sebagai media tanamannya adalah kubis, cabai, terong, seledri, daun bawang, bawang merah, tomat, kentang dan lain-lain.
Bibit dari sedimentasi itu rencananya akan dibagikan gratis kepada petani, masyarakat sekitar danau, dan masyarakat Jawa Tengah. Indonesia CARE dan sejumlah komunitas menargetkan 100 ribu petani bisa terbantu.
"Sudah ada sekitar 3000-an petani yang terdata. Sebagian di antaranya telah menerima bibit gratisnya," kata Lukman.
Lebih lanjut dia mengemukakan, program itu akan diduplikasi untuk 14 danau kritis seperti Danau Toba (Sumatera Utara); Danau Singkarak dan Danau Maninjau (Sumbar); Danau Kerinci (Jambi); Danau Rawa Danau (Banten), dan Danau Batur (Bali).
Selain itu, Danau Sentarum (Kalbar); Danau Kaskade (Kaltim), Danau Tondano (Sulut), Danau Limboto (Gorontalo); Danau Tempe dan Danau Matano (Sulawesi Selatan); Danau Poso (Sulawesi Tengah), dan Danau Sentani (Papua).
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021