Jimbaran (ANTARA News) - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kini menjabat Managing Director Bank Dunia menyoroti masalah inflasi dan infrastruktur pada perekonomian Indonesia.

Usai pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali Intercontinental Hotel, Jimbaran, Jumat malam, Sri Mulyani kepada wartawan mengatakan secara keseluruhan perekonomian Indonesia berjalan baik namun masih terdapat beberapa risiko yang harus dikelola.

"Ya, berjalan dengan baik. Masih ada beberapa risiko yang mungkin harus dikelola katakanlah seperti inflasi dan masalah infrastruktur dan lain-lain," ujarnya.

Dalam pertemuan berlangsung sekitar satu jam itu, Sri Mulyani memberikan masukan dan penjelasan kepada Presiden Yudhoyono yang didampingi Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik tentang prospek ekonomi Indonesia dan ASEAN serta kondisi terkini perekonomian dunia.

Selain itu, juga dilakukan tukar pikiran tentang kondisi Indonesia serta pengalaman negara-negara lain dalam menghadapi pemulihan ekonomi dunia pasca krisis keuangan global pada 2008 dan tantangan terkini seperti kenaikan harga pangan dan minyak mentah dunia.

"Pemerintah kan sudah menjelaskan perekonomian dan kita melakukan tukar pikiran. Jadi ada pertukaran yang cukup bagus mengenai apa-apa yang bisa dipelajari dari pelajaran negara-negara lain maupun di Indonesia sendiri punya pengalaman yang bisa di `share` dengan negara-negara lain," tuturnya.

Menurut Sri Mulyani, terdapat karakteristik persoalan ekonomi yang sama di negara-negara berpenghasilan menengah dalam kondisi perekonomian dunia saat ini seperti masalah kesetaraan, kebutuhan infrastruktur, dan kemampuan menjaga perekonomian dari gejolak eksternal.

"Sehingga itu dijadikan semacam referensi untuk melihat apakah Indonesia dengan perencanaan dan kebijakan saat ini sedang dilakukan bisa mengatasi masalah itu," katanya.

Dalam diskusi antara Sri Mulyani yang didampingi oleh beberapa personil dari Bank Dunia dan Presiden Yudhoyono juga dibahas tentang proyeksi dan tantangan perekonomian global terkini seperti kenaikan harga pangan, harga minyak mentah dunia karena krisis di Timur Tengah, serta ancaman inflasi akibat kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif selama dua tahun terakhir guna mengatasi dampak krisis keuangan global pada 2008.

"Itu menyebabkan banyak negara-negara berkembang di dunia mengalami `overheating` atau `capacity constrained`. Jadi, diskusi adalah mengenai bagaimana tantangan dunia untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan pada saat yang sama melihat resiko-resiko yang muncul dan bagaimana mekanisme negara-negara di dunia dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut," jelas Sri Mulyani yang berada di Bali untuk menghadiri pertemuan ke-15 menteri keuangan ASEAN itu.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan pertemuan berlangsung satu jam itu berjalan sangat serius tanpa diselingi oleh canda. Percakapan pun dilakukan dalam Bahasa Inggris karena kehadiran beberapa personil Bank Dunia yang mendampingi Sri Mulyani.
(D013/R010)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011