Cairo (ANTARA News) - Polisi Mesir membubarkan ratusan demonstran yang masih berada di Lapangan Tahrir, Cairo, Jumat malam dalam unjuk rasa terbesar sejak Hosni Mubarak digulingkan, kata seorang saksi mata seperti dikutip Reuters.

Ratusan ribu orang berunjukrasa hari itu untuk mendesak para penguasa militer sementara memenuhi tuntutan termasuk mengadili Mubarak.

Tetapi setelah larangan ke luar rumah yang diberlakukan mulai pukul 02.00 sampai pukul 05.00 waktu setempat polisi dan pasukan keamanan mengepung taman itu, melepaskan tembakan ke udara dan dengan menggunakan pentungan menahan demonstran dalam usaha membubarkan massa, kata seorang saksi mata kepada Reuters melalui telepon.

"Mereka datang mendekati kami dengan pasukan yang agresif, saya melihat orang berlarian ke segala arah," kata Mohamed Famy, 29 tahun.

Militer memperoleh dukungan luas sejak mengambilalih kekuasaan pada 11 Februari, tetapi semua keluhan terhadap kekuasaannya meningkat terus. Perhatian sekarang terpusat pada tindakan-tindakan hukum yang terlambat terhadap Mubarak dan sekutunya.

Mubarak dan keluarganya tinggal di daerah wisata Laut Merah Sharm Esh-Sheikh. Militer mengatakan presiden yang berusia 82 tahun itu, yang juga mantan perwira militer, dilarang meninggalkan negara itu.

"Para pelaku korupsi harus bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan mereka, karena itu mengapa kami berada di sini," kata Fahmi.

Militer secara paksa sebelumnya membubarkan para demonstran dari Lapangan Tahrir, pusat unjuk rasa yang telah menggulingkan Mubarak dari kekuasaan, yang digantikan militer dan dipimpin Marsekal Mohamed Hussein Tantawi.
H-RN/C003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011