Kairo (ANTARA News) - Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak terpaksa akan menggunakan pengacara asing untuk membela keluarganya yang tersandung kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang setelah sejumlah pengacara Mesir menolak memberi bantuan hukum.

Sedikit-dikitnya ada lima pengacara dari Inggris yang akan digunakan keluarga Mubarak karena tidak satupun pengacara Mesir bersedia membela mereka, suratkabar Al Ahram melaporkan, Ahad.

Sejak mengundurkan diri sebagai presiden pada 11 Februari lalu setelah 18 hari aksi protes dari oposisi, Mubarak dan keluarganya hengkang dari Kairo dan kini hidup di vila mewah milik keluarganya di Sharm El Sheikh, kota wisata pesisir pantai Laut Merah.

Atas desakan publik, penguasa Mesir yang dipegang Dewan Tertinggi Militer telah mencekal ke luar negeri terhadap Mubarak, istrinya Suzanne, dua dua putranya, Gamal dan Alaa bersama istri mereka.

Mubarak, keluarga dan kroni-kroninya belakangan ini didesak pro demokrasi agar mereka segera diajukan ke meja hijau.

Selama 30 tahun kekuasaannya sejak terbunuhnya Presiden Anwar Sadat pada 1981, Mubarak dan keluarganya ditaksir menggelapkan uang negara sebanyak puluhan miliar dolar AS dan ditabung di bank-bank di luar negeri.

Suzanne Mubarak diduga kuat menyelewengkan keuangan sejumlah yayasan kemanusiaan yang dipimpinnya, demikian kantor berita Mesir, MENA.

Pada Rabu (6/4), Komisi Anti-Korupsi mengatakan pihaknya telah memanggil Gamal Mubarak untuk diperiksa dalam penyelidikan kasus korupsi.

Beberapa orang dekat Mubarak telah ditangkap seperti mantan Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, Zakaria Azmi, mantan Menteri Dalam Negeri Habib Al Adly dan mantan Menteri Perumahan, Mohamed Ibramin Sulaiman.

Mantan Ketua DPR, Fathi Sourur dan mantan Ketua Majelis Syura (MPR) Safwat Al Sharif juga telah direncanakan untuk dipanggil oleh Komisi Anti Korupsi dalam kasus serupa.
(M043/H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011