Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa asumsi harga ICP minyak sebesar 80 dolar AS per barel serta lifting minyak dalam APBN akan direvisi sesuai perkembangan situasi global sekarang ini.

"Jadi antara bulan Juni - Juli itu kita akan revisi terhadap APBN pada perkiraan harga minyak. Harga minyak, lifting minyak, volume BBM yang dikonsumsi juga kita tinjau lagi pada saat itu," ujarnya di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan pemerintah akan terus memantau situasi di Libya karena kondisi situasi sosial politik di negara tersebut hingga saat ini tidak kunjung membaik dan dampaknya menganggu kestabilan harga minyak dunia.

"Yang di Libya ini sebenarnya sementara (temporary) yah. Bahwa itu menjadi lama, itu diluar perkiraan kita, jadi kita pantau terus," ujarnya.

Bambang mengatakan tidak semua asumsi dalam APBN nantinya akan berubah, karena hanya yang terkait langsung dengan minyak dunia yang akan berubah.

"Tidak harus (semua direvisi). Yang berkaitan dengan minyak saja. Tapi, revisi dalam arti baik bukan dalam arti negatif," ujar Bambang.

Selain itu, ada kemungkinan nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditetapkan sebesar Rp9.250 dalam APBN akan mengalami revisi mengingat penguatan rupiah terjadi dalam tiga bulan terakhir.

"Nilai tukar juga pasti direvisi, sebenernya ada yang bagus termasuk penguatan rupiah. Jadi dari Rp9.250 menjadi lebih kuat, lebih rendah dari itu. Nanti kita lihatlah sampai menjelang itu berapa kecenderungannya. Kita lihat sampai Mei. Kalau saya paling `save` Rp9.000," ujarnya.

Ia memastikan revisi APBN akan dilakukan pada pertengahan tahun dengan terus mempertimbangkan kondisi perekonomian pada dua dan tiga bulan mendatang.

"Yang pasti kan ada APBN perubahan, revisi APBN itu kan pertengahan tahun. Jadi paling cepat bulan Juli," ujarnya.

Saat ini asumsi dasar yang disepakati dalam APBN 2011 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, laju inflasi 5,3 persen, kurs Rp9.250 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, lifting minyak 970 ribu barel per hari, dan PDB Rp7.019 triliun.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011