Islamabad (ANTARA News/AFP) - Dua warga Prancis yang ditangkap di Pakistan atas dugaan keterlibatan mereka dengan kelompok gerilyawan Al Qaida, ditahan oleh polisi yang memburu dalang pemboman Bali pada 2002, kata pejabat kepada AFP, Jumat.

Sejumlah pejabat intelijen mengatakan kedua pria tersebut, yang bernama Zoaib dan Sharaf, berusia sekitar 19-22 tahun dan berasal dari wilayah Paris.

Salah satunya merupakan kelahiran Maroko dan seorang lainnya merupakan ketururan Pakistan. Keduanya ditangkap di kota timur Pakistan, Lahore, sekitar 10 pekan lalu, kata pejabat intelijen yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Keduanya diduga terlibat sebagai bagian dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang terkait dengan Al Qaida, karena bertanggung jawab atas serangan di sebuah kelab malam di Bali pada 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia, menurut pejabat keamanan Pakistan yang juga meminta agar namanya tidak disebutkan.

Mereka ditangkap oleh polisi yang memburu milisi asal Indonesia, Umar Patek, tersangka dalang bom Bali dan seorang anggota JI yang juga diduga mendalangi serangkaian pemboman di Indonesia.

Patek, salah satu ekstrimis Asia Tenggara yang paling diburu dengan hadiah 1 juta dolar, juga ditangkap baru-baru ini di Pakistan, menurut pengumuman pejabat Indonesia dan Pakistan bulan lalu.

"Kami melakukan penangkapan tersebut melalui petunjuk yang didapat dari penangkapan Umar Patek. Mereka terkait dalam kelompoknya," kata seorang pejabat intelijen kepada AFP.

"Dua warga negara Prancis itu ditangkap atas dasar informasi yang didapat dari milisi Pakistan yang ditahan sebelumnya," katanya.

Namun kedua orang yang ditangkap di Lahore sepertinya tidak terkait dengan pemboman di Bali, kata seorang pejabat Kedutaan Prancis di Islamabad.

"Karena kedua orang yang ditangkap tersebut masih berusia 12 tahun pada saat pemboman," katanya.

Kedutaan Prancis mengonfirmasi pihaknya telah menerima informasi dari pemerintah Pakistan terkait penangkapan keduanya dan menyatakan Prancis menunggu jawaban untuk akses konsulat terhadap warga negaranya itu.

Milisi Islam asing sering berada di Paksitan untuk menerima pelatihan atau bertempur di pihak Taliban serta kelompok yang terlibat dengan Al Qaida.

Lima gerilyawan jihad asal Jerman tewas pada Oktober tahun lalu akibat serangan udara Amerika Serikat terhadap persembunyian milisi di distrik pedalaman Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

Pakistan dilanda serangkaian aksi teror selama beberapa tahun terakhir dengan lebih dari 4.200 orang tewas dalam aksi pemboman, sejak pemerintah melakukan serangan terhadap milisi yang berada di sebuah masjid di Islamabad pada 2007 lalu.

Milisi Taliban dan Al Qaida melancarkan serangan hampir setiap hari di seluruh barat laut Pakistan serta sejumlah wilayah pedalaman, yang dicap Washington sebagai tempat paling berbahaya di Bumi.(*)

(Uu.KR-PPT/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011