Ankara (ANTARA News/Reuters) - Turki berupaya untuk membuka kantor perwakilan resmi Taliban di Istanbul, kata ajudan yang dekat dengan Perdana Menteri Tayyip Erdogan pada Jumat, pernyataan terang-terangan pertama kali terkait rencana itu.

"Proses itu sedang dinegosiasikan," kata Ibrahim Kalin kepada harian Hurriyet, seraya menambahkan kantor tersebut akan berlokasi di kota terbesar Turki, Istanbul.

Turki, yang telah menjadi tuan rumah pembicaraan guna membangun kepercayaan antara Pakistan dan Afghanistan, sebelumnya menyatakan keterbukaannya untuk pendirian kantor perwakilan diplomatik untuk Taliban sehingga pihaknya dapat membantu memfasilitasi pembicaraan guna mengakhiri perang di Afghanistan.

Seorang pejabat Pakistan, yang berbicara saat kunjungan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari ke Ankara pada Kamis, mengatakan kepada Reuters Pakistan akan mendukung rencana tersebut.

Beberapa analis mengatakan segala solusi untuk konflik Afghanistan akan membutuhkan dukungan dari Pakistan.

Rencana tersebut muncul ke permukaan saat pertemuan tiga negara antara Turki, Afghanistan, dan Pakistan di Istanbul pada Desember lalu. Saat itu Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan Kabul akan menyambut tawaran Turki yang berniat untuk mamfasilitasi pembicaraan dengan Taliban.

Mantan presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani, yang memimpin sebuah badan untuk pembicaraan damai dengan gerilyawan Taliban, menggelar pembicaraan dengan pejabat pemerintah Turki pada Februari.

Namun Abdullah Abdullah, seorang mantan menteri luar negeri yang perolehan suaranya di bawah Hamid Karzai dalam pemilihan presiden Afghanistan pada 2009, mengatakan kepada Hurriyet bahwa membuka kantor perwakilan bagi Taliban akan menjadi sebuah langkah "pengesahan terhadap organisasi teroris".

"Turki secara umum telah memainkan peran konstruktif di Afghanistan, namun baru baru ini kami mendapati rencana tentang pembukaan kantor perwakilan Taliban di Turki, yang tentunya tidak akan membantu proses pembangunan kepercayaan di antara suara mayoritas di Afghanistan yang tidak mendukung organisasi itu," kata Abdullah.

Turki, negara Muslim terbesar di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), memiliki pasukan non tempur yang tergabung dengan pasukan NATO di Afghanistan, serta memiliki hubungan militer ke militer dengan Pakistan.(*)

(Uu.KR-PPT/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011