Surabaya (ANTARA News) - Provinsi Jawa Timur (Jatim) kekurangan pasokan gas sebanyak 405 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/mmscfd).

Gubernur Jatim, Soekarwo, di Surabaya, Sabtu, mengemukakan bahwa kebutuhan gas di daerahnya mencapai 893 mmscfd, sedangkan produksi gas di Jatim mencapai 488 mmscfd.

"Dengan demikian, maka Jatim kekurangan gas sebanyak 405 mmscfd," katanya menyimpulkan.

Ia khawatir kekurangan pasokan gas itu dapat memengaruhi iklim investasi di Jatim, apalagi baru-baru ini ada tiga perusahaan asal Vietnam yang direlokasi ke Jatim karena di negaranya sudah tidak mendapatkan pasokan gas lagi.

"Kalau kekurangan pasokan gas ini tidak segera diatasi, kami khawatir perusahaan baru asal Vietnam itu kembali ke negara asalnya," kata Soekarwo.

Untuk mengatasi hal itu dia akan meminta bantuan kepada pihak TNI Angkatan Laut agar mengizinkan penyaluran gas yang dieksploitasi Santos Indonesia di Sampang, Madura, ke pembangkit listrik di Grati, Pasuruan, melalui pipa bawah laut.

"Kami sudah menemui Asrena (Asisten Perencanaan) KSAL Laksamana Muda TNI Among Margono untuk memberikan izin penyaluran gas bawah laut itu," katanya.

Selain pasokan gas, terhambatnya investasi di Jatim adalah kerusakan jalan. Jalan kelas nasional sepanjang 1.000 kilometer lebih di Jatim saat ini dalam kondisi rusak parah.

"Kami menyadari terbatasnya anggaran perbaikan jalan. Tapi, kalau tidak segera diatasi, maka kerusakan jalan itu dapat menghambat investasi di Jatim," katanya.

Nilai investasi di Jatim, baik dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), mengalami peningkatan.

PMA pada 2010 di Jatim mencapai Rp16,73 triliun, sedangkan 2009 hanya Rp3,8 triliun. Sementara itu, PMDN pada 2010 mencapai Rp9,59 triliun atau meningkat dibandingkan 2009 yang hanya Rp4,29 triliun.
(T.M038/S019)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011