Pesawaran, Lampung (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung menganjurkan petani menanam varietas atau tanaman yang lebih tahan air guna menghadapi musim kering yang diperkirakan terjadi awal Mei 2011.

"Saat musim kering sebaiknya petani dapat memilih tanaman yang tidak memerlukan banyak air sehingga tidak mengalami kerugian ketika musim kering atau kemarau terjadi di daerah ini," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pesawaran, Aspiran Syateri, didampingi Kabid Sumberdaya Distannak Pesawaran, Nuroniyah, di Pesawaran, Minggu.

Menurut dia, menghadapi musim kemarau petani dapat mengoptimalkan bertanam dengan menggunakan metode padi organik atau metode System of Rice Intensification (SRI).

"Kemarau juga dapat dijadikan sebagai salah satu uji coba bagi para petani yang belum memproduksi padi organik atau pengelolaan dengan metode System of Rice Intensification (SRI) karena tanaman itu lebih sedikit menggunakan air," kata dia.

Ia menerangkan, untuk selalu menjaga kestabilan ketahanan pangan di daerah ini sebaiknya petani mulai melakukan pengembangan menggunakan metode SRI karena meotde itu lebih banyak memberikan keuntungan.

"Keunggulan tanaman padi organik atau menggunakan metode SRI itu antara lain, tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air maksimal dua centimeter, paling baik macak-macak sekitar lima milimeter dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)," jelas dia.

Selain itu, ia menambahkan, pengelolaannya juga hemat biaya karena hanya butuh benih lima kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanampun dapat berkurang.

"Pengelolaannya lebih hemat waktu, bahkan produksinya dapat meningkat hingga dua kali lipat dari sebelumnya dan tak kalah pentingnya tanaman padi organik itu lebih ramah lingkungan sebab tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida dikurangi," jelas Aspiran.

Ia melanjutkan, pengolahan tanah masih sama dengan penanaman secara konvensional atau tradisional, pemupukan juga tidak jauh berbeda hanya saja penggunaan pupuk kimia minimal harus dikurangi atau lebih baik dihilangkan.

"Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah pemeliharan, pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik dapat dilakukan tanpa banyak air," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, petani juga dapat mengoptimalkan penanaman tanaman agribisnis atau jenis hortikultura seperti pisang karena tidak memerlukan banyak air dalam perawatannya, sehingga petani tidak mengalami kerugian lebih besar. (AGS/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011