Padang (ANTARA News) - Wakil Bupati Kabupaten Kepuluan Mentawai, Yudas Sabagalet, mengatakan peserta ujian nasional tahun 2011 untuk jenjang pendidikan SMU atau sederajat agar tidak membawa telpon genggam dalam ruang ujian.

"Sebelum ujian digelar, juga harus ada pemeriksaan peserta ujian ketika memasuki ruangan," kata Wakil Bupati Mentawai, Yudas Sabagalet, terkait persiapan UN di Mentawai persiapan UN di Mentawai bagi siswa SMU atau sederajat saat dikonfirmasikan dari Padang, Minggu (17/4).

"Para peserta ujian UN tingkat SMU dilarang membawa peralatan telepon genggam atau `handphone` (HP) ke dalam ruang ujian, siswa juga tidak diperbolehkan membawa berbagai bentuk catatan atau barang apapun selain alat-alat untuk mengerjakan soal UN,"kata Wakil Bupati Mentawai, Yudas Sabagalet, saat dikonfirmasikan dari Padang, Minggu (17/4).

Menurutnya, agar orang tua siswa dapat memberikan arahan dan mengimbau kepada anaknya, agar sementara waktu tidak membawa HP selama pelaksanaan UN beberapa hari.

"Hal ini dapat mengganggu konsentrasi saat para peserta dalam mengikuti UN di ruangan. Ini memang sebuah resiko yang harus diantisipasi,"katanya.

Tidak hanya para peserta UN, lanjut Yudas Sabagalet pihaknya pun akan melarang pengawas membawa dan menggunakan HP pada saat pengawas tersebut sedang menjaga di ruang ujian. Hal itu dinilai bisa mengganggu konsentrasi siswa yang sedang mengerjakan UN.

"Saya juga mengingatkan kepada pengawas untuk tidak berpenampilan menakutkan agar tidak mempengaruhi psikologis siswa yang sedang mengerjakan UN," kata Yudas Sabagalet.

Dia menambahkan, para siswa peserta UN tahun 2011, agar tidak mudah percaya pemberian kode jawaban melalui pesan singkat (SMS) dari HP.

Soal UN baru dibagikan ke sekolah pada hari H pelaksanaan. Jadi , para kepala sekolah akan datang ke kantor Disdik pada dini hari pelaksanaan UN dengan dikawal petugas kepolisian untuk mengambil soal yang diujikan pada hari itu.

"Jadi kecil kemungkinan soal UN tingkat SMU atau sederajat di Mentawai bisa bocor,"kata Yudas Sabagalet.

Dia mengatakan, biasanya hal tersebut terjadi saat UN dilaksanakan. Jawaban tersebut tidak bisa dijamin kebenarannya. Maka, pelajar diharapkan jujur dalam melaksanakan UN.

"Lebih baik jujur, sebab bangsa ini perlu kejujuran dari generasi mudanya. Jangan sampai persiapan siswa sia-sia karena percaya SMS atau selebaran jawaban,"katanya.

Menurutnya, sejumlah teknis pelaksanaan UN tingkat SMU atau sederajat di Kabupaten Kepuluan Mentawai pada tahun 2011 sama dengan tahun sebelumnya.

"Sistem pengawas silang yang akan dilakukan saat UN. Pengawas adalah guru dari sekolah berbeda tapi tetap pada rayon yang sama,"katanya.

Dia menambahkan, keamanan soal ujian, Dinas Pendidikan Kabupaten Kepuluan Mentawai bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaganya.

"Polisi yang menjaga tidak berpakaian dinas untuk menjaga agar suasana ujian tetap nyaman,"kata Yudas Sabagalet.

Jumlah peserta yang meningkuti UN pada tahun 2011 di Kabupaten Kepuluan Mentawai, ada sekitar 300 orang. Ujinan Nasional untuk jenjang pendidikan SMU atau sederajat digelar mulai 18 April hingga 21 April 2011.(*)

(T.KR-ZON/Y006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011