Kalau ada aktivitas warga maupun temuan barang/benda yang mencurigakan, silakan lapor kepada kami maupun jajaran
Sumenep (ANTARA News) - Jajaran Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan menyusul terjadinya aksi bom bunuh diri yang dilakukan seorang pelaku teror di Mapolres Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4) lalu.

Kapolres Sumenep, AKBP Susanto, Selasa, menjelaskan, secara nasional, pimpinan kepolisian di seluruh tingkatan memang diinstruksikan meningkatkan kewaspadaan.

"Setiap harinya kami sebenarnya sudah berusaha maksimal untuk mewaspadai sekaligus mendeteksi kemungkinan adanya aksi teror. Sejak ada kasus di Cirebon, kami diinstruksikan meningkatkan kewaspadaan," katanya di Sumenep.

Selain aktivitas di luar, pengawasan aktivitas warga yang akan masuk ke Mapolres Sumenep maupun mapolsek jajaran juga ditingkatkan.

"Ini untuk menghindari hal-hal tak diinginkan seperti yang terjadi di Mapolres Cirebon. Jangan sampai kasus tersebut terulang lagi," ujarnya.

Susanto mengatakan, pihaknya tidak punya kewenangan mutlak untuk melarang warga menunaikan shalat di Masjid Walisongo Mapolres Sumenep.

"Kebetulan di Mapolres Sumenep juga terdapat masjid. Namun, siapa pun orangnya tidak mungkin melarang orang lain shalat di masjid. Itu aktivitas ibadah yang tidak boleh dilarang," paparnya.

Namun, kata dia, kasus di Cirebon memang harus membuat seluruh jajaran kepolisian meningkatkan kewaspadaan.

"Kami tidak mungkin melakukan tindakan yang berlebihan kepada warga yang ingin shalat di masjid Mapolres Sumenep. Namun, kami tentunya tetap melakukan pengawasan sebagai bagian dari peningkatan kewaspadaan," ucapnya menegaskan.

Susanto juga berharap warga Sumenep mendukung jajarannya dalam mendeteksi kemungkinan adanya aksi teror.

"Kalau ada aktivitas warga maupun temuan barang/benda yang mencurigakan, silakan lapor kepada kami maupun jajaran. Sinergi antara kami dan jajaran bersama warga merupakan sebuah keharusan dalam mendeteksi kemungkinan adanya aksi teror," katanya menuturkan.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011