Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara yang tergabung dalam G20 memberi perhatian kepada gejolak harga komoditas pangan dan energi yang terkait dengan hajat hidup masyarakat luas.

Pelaksana Harian Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan, Samsuar Said, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan, G20 memandang isu "volatilitas" harga komoditas yang berlebihan sebagai isu penting khususnya terkait dampaknya ke negara berkembang.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral sepakat untuk fokus pada aspek kebijakan keuangan antara lain instrumen fiskal dan sektor keuangan untuk manajemen risiko dan perangkat mitigasi.

G20 memandang bahwa spekulasi di pasar komoditas juga menjadi salah satu penyebab ketidakpastian harga.

Karena itu, G20 menugaskan International Organization of Security Commissions (IOSCO) untuk melaporkan kepada G20 pada September 2011 hasil kajian mengenai proposal pengaturan dan pengawasan pasar tunai dan derivatif komoditas untuk mencegah penyalahgunaan dan manipulasi harga, termasuk menyusun melkanisme intervensi otoritas pemerintah.

G20 juga sepakat untuk meningkatkan transparansi dan integritas pasar melalui peningkatan database dan pertukaran informasi.

Samsuar menyebutkan, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, dan Gubernur BI, Darmin Nasution, menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 di Washington DC pada 14-15 April 2011.

G20 menyambut baik pemulihan ekonomi global yang semakin kuat didorong sektor swasta sehingga mengurangi ketergantungan kepada stimulus fiskal pemerintah.

Namun G20 tetap siaga menjaga kualitas pemulihan dan berupaya mengatasi berbagai risiko ekonomi global yang tinggi khususnya dampak krisis Timur Tengah dan bencana alam Jepang, masih belum teratasinya ketidakseimbangan neraca pembayaran global serta volatilitas harga komoditas dan arus modal, serta masalah lain seperti penanganan korupsi dan perubahan iklim.

Para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 sepakat melakukan langkah bersama terkoordinir dan fokus pada empat area utama yaitu kerangka pertumbuhan yang kuat, seimbang dan berlanjut, reformasi sistem moneter internasional, reformasi sektor keuangan, dan volatilitas harga komoditas.

Anggota G20 adalah Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.

Beberapa lembaga internasional juga diundang dalam pertemuan itu yaitu Financial Stability Board, IMF, Bank Dunia, dan OECD. (*)

(T.A039/A027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011