Jika di daerahnya hanya ada SD dan SMP, ya sudah setelah lulus tidak pilihan lagi selain menikah dan kerja
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 13,40 % anak perempuan di Indonesia yang berusia 10-15 tahun lebih memilih untuk menikah di usia muda daripada melanjutkan bangku sekolah.

"Fenomena menikah muda lebih banyak terjadi di kantung-kantung pengiriman tenaga kerja wanita seperti Tulung Agung, Jawa Timur," kata Ruth Indiah Rahayu, Juru Bicara LSM Barisan Perempuan Indonesia dalam diskusi AJI "Kartini Menggugat Kritis" di Jakarta, Rabu.

Dia juga mengatakan  fenomena itu adalah hal yang cukup umum ditemui  di Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Kepulauan Babel.

Ruth mengatakan  faktor yang menyebabkan pernikahan dini  antara lain stigma jika menikah tua dianggap tidak "laku", faktor ekonomi, ingin keluar dari kemiskinan, dan hamil di luar nikah.

"Biasanya kalau sudah hamil di luar nikah, mau gimana lagi ya nikah," katanya.

Minimnya sekolah di daerah terpencil menurut Ruth turut memicu maraknya pernikahan di bawah umur dan berhenti dari bangku sekolah.

"Jika di daerahnya hanya ada SD dan SMP, ya sudah setelah lulus tidak pilihan lagi selain menikah dan kerja," katanya.

Ada fenomena menarik lainnya, Menurut Ruth, saat ini jumlah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) lebih banyak di banding Sekolah Menengah Atas di Indonesia.

Dia menduga hal itu dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan industri baik lokal dan asing.

"Nantinya arah kecerdasan pendidikan bangsa bergeser ke arah industri untuk memenuhi permintaan asing," katanya.
(ADM/A038)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011