Jakarta (ANTARA News) - Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta agar insiden bentrok fisik antara TNI dan petani di Kebumen, Jawa Tengah, dapat dilihat secara seimbang dengan tidak hanya menyalahkan aparat TNI.

"Kita harus melihatnya secara komprehensif. Jadi, pasti ada sebab kalau ada akibat. Tidak akan mungkin TNI tiba-tiba begitu saja langsung memukuli penduduk. Saya kok sangsi ya kalau tidak ada sebab," kata Djoko di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, media massa dan publik juga harus melihat fakta bahwa di antara petani juga ada yang membawa senjata tajam seperti parang dan clurit, serta melakukan perusakan.

"Kenapa tidak dilihatkan perusakan, kemudian tindakan-tindakan merobohkan, kemudian yang akan menyerbu gudang senjata di situ. Itu kan harus juga disampaikan oleh media massa. Bukan saya membela TNI, tapi harus balance," ujar Djoko.

Ia mengakui bahwa mungkin terjadi tindakan-tindakan di luar batas kepatutan yang dilakukan oleh TNI, dan akan dilakukan penyelidikan terkait hal tersebut.

Namun, Djoko juga mengingatkan bahwa tindakan tersebut tentu disebabkan oleh aksi penyerangan yang dilakukan oleh petani.

"Jangan dilihat hanya TNI yang mengejar-ngejar masyarakat, tapi kenapa sampai mereka dikejar. Kita lihat yang seimbang bahwa kalau ada yang melanggar, siapa pun, apakah TNI, apakah rakyat, serahkan saja ke hukum," tuturnya.

TNI, lanjut dia, melalui Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 13 anggota TNI yang terlibat dalam bentrokan fisik tersebut.

(D013/P004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011