Bengkulu (ANTARA News) - Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bengkulu memprotes pemerintah daerah yang seolah membiarkan kerusakan jalan makin akut di wilayah itu, sehingga terdapat berbagai kubangan di jalanan.

"Kami mengetuk pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan yang ada di wilayah ini karena kerusakannya sangat memprihatinkan, terutama dalam Kota Bengkulu," kata Presiiden Badan Eskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu Sony Taurus, Sabtu.

Protes mahasiswa itu dilakukan dalam aksi damai yang ke tiga kalinya, namun belum ada jawaban meyakinkan dari Pemprov Bengkulu maupun Pemda Kota Bengkulu, sehingga aksi tersebut akan dilanjutkan, Sabtu (23/4) ke Kantor Gubernur Bengkulu.

Hari sebelumnya para mahasiswa menebar ikan di genangan air pada salah satu jalan di Kota Bengkulu persis di depan Kampus II UMB, Jalan Salak Kelurahan Lingkar Timur setempat.

"Ini salah satu bentuk kekecewaan kita terhadap penanganan jalan rusak di Kota Bengkulu dan supaya tidak sulit pemerintah memperbaikinya langsung dijadikan kolam ikan saja," tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, para aktivis juga melakukan aksi mencuci dan memancing di genangan air itu, sebagai bentuk sindiran bahwa kerusakan jalan sudah lama tidak diperbaiki hingga bentuknya seperti kolam, cocok untuk kegiatan rumah tangga sehari-hari.

Aksi dilakukan mahasiswa UMB tersebut menjadi tontonan masyarkat sekitar dan penguna jalan raya, akibatnya aparat kepolisian kerepotan mengatur lalu lintas yang merupakan jalur padat wilayah itu.

Ia mengatakan genangan air akibat jalan rusak bukan hanya ada di depan kampus UMB tapi sepanjang jalan Provinsi dari Kabupaten Kaur sampai ke Mukomuko dan dari Kota Bengkulu samapai batas Lubuk-Linggau Provinsi Sumatera Selatan sudah ratusan lubang besar-besar, ujarnya.

Mestinya pemerintah daerah malu akan kondisi jalan tersebut, terlebih akhir-akhir ini banyak kunjungan para pejabat pusat dan anggota DPR-RI ke Bengkulu, namun tidak ada tindakan serius dari Pemerintah daerah ini.

"Ini bentuk tidak ada rasa tanggung jawab dari Pemerintah Daerah, kita sekedar meningatkan agar Pemerintah pusat mengevaluasi kemana larinya ratusan milyar anggaran pemeliharaan jalan dari APBN selama ini," tambah Sony.

Ia juga memprotes Pemprov Bengkulu lamban mengganti pejabat teras di PU Provinsi Bengkulu mulai dari Kepala Dinas hingga ke pejabat sementaranya sekarang menjadi terdakwa dugaan korupsi.

Akibat ke tidak tegasan Pemprov tersebut berdampak besar pada penanganan jalan yang ada di wilayah ini, sedangkan anggaran APBN sudah ada namun pelaksanaannya belum direalisasikan, tuturnya.

Seorang warga Jalan Muhajirin Nursifah (43) menyaksikan aksi mahasiswa tersebut sangat setuju dengan apa yang dilakukan mahasiswa itu karena sebagai warga sejak lama sudah kesal dengan pemerintah tidak memperbaiki jalan sudah rusak parah itu.

Ia sering menyaksikan di jalan utama berlobang dan menjadi danau itu setiap hari menelan korban lalu lintas dan bahkan beberapa kali truk-truk besar terjebak dan terbalik di jalan tersebut.

Kerusakan jalan dalam KOta Bengkulu tersebut antara lain dilalui truk-truk besar angkutan batu bara dengan kapasitas berat dari Bengkulu Utara menuju pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bengkulu Rufal mengatakan, pihaknya sudah berupaya melarang truk-truk angkutan batu bara tersebut agar tidak melintas dalam Kota, namun setelah petugas lengah truk itu kembali menerobos.

Wali Kota Bengkulu setiap rapat mengusulkan untuk menutup tambang batu bara di Bengkulu Utara, terutama truknya melintas dalam kota karena tidak ada kontribusinya terhadap daerah ini maupun masyarakat.

"Kami menunggu ketegasan Pemprov Bengkulu untuk mengatasi masalah tersebut, jangan sampai masyarakat terlalu marah akibatnya akan berdampak buruk bagi nasib para sopir truk angkutan batu bara tersebut," ujarnya.  (Z005/B012/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011