Medan (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menyatakan kesiapan membantu Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dalam hal memperluas areal yang dikelola petani dengan cara meminjamkan lahan-lahan `tidur" milik angkatan itu.

"TNI AD ingin berperan aktif membantu dan mendukung HKTI melalui program-program dalam meningkatkan pemberdayaan petani untuk terwujudnya ketahanan panga nasional," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal George Toisutta, di Medan, Rabu.

Dia menyatakan itu dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kesatu HKTI pimpinanan Oesman Sapta Odang dan perayaan HUT HKTI ke-38 yang dibuka Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono.

Dia tidak merinci berapa luasan areal milik TNI AD itu yang akan dipinjam pakai HKTI untuk dikelola petani.

Namun, katanya, kerja sama di tingkat pusat itu, akan dilanjutkan di tingat provinsi, kota/kabupaten hingga pedesaan dimana ada lahan TNI AD yang tidak produktif.

George mengatakan, pemanasan global yang membuat terjadinya anomali cuaca menyebabkan berbagai masalah dalam pertanian nasional bahkan dunia dimulai disebabkan terjadinya banjir, kekeringan, hingga longsor.

Untuk mengatasi masalah di pertanian yang bukan saja menyulitkan petani tetapi pemerintah dalam pengadaan dan ketahanan bahan pangan, memang diperlukan pemberdayaan petani secara optimal, profesional, modern dengan tetap memperhatikan lingkungan.

Selain pemanfaatan optimal pada lahan yang sudah dikelola dan tidak produktif, juga harus dilakukan upaya menyuburkan lahan-lahan yang sudah dan baru akan dikelola petani itu.

"Tetapi harus perlu diingat, perluasan lahan dan pengembangan tanaman juga harus mengacu pada kebutuhan pasar," katanya.

Ketua Umum HKTI, Oesman Sapta Odang, mengatakan, kepedulian TNI AD terhadap petani sangat menggembirakan karena bersatunya TNI dan petani akan membuat posisi petani, HKTI, TNI dan pemerintah secara lebih meluas diyakini semakin kuat.

Dengan kesejahteraan rakyat, ketahanan pangan yang meningkat, maka perekonomian dan keamanan negara semakin kuat.

"Dengan dimulainya bersama TNI AD, maka HKTI akan menjajaki dengan TNI AU dan TNI AL serta badan dan perusahaan lain yang memiliki lahan-lahan `tidur`," katanya.

Sudah saatnya keberpihakan ke petani dmulai karena kesejahteraan petani erat kaitannya dengan keuntungan banyak lainnya mulai dari ketahanan pangan yang terjaga dan meningkatnya perekonomian nasional.

Oesman kembali menegaskan, HKTI tidak boleh dijadikan alat politik maupun dibawa-bawa ke ranah politik, tetapi harus fokus pada upaya peningkatan kesejahteran petani.


Kerja Sama

Mengenai sistem kerja sama yang akan dilakukan HKTI dengan TNI AD dalam pengelolaan lahan "tidur" milik TNI itu, menurut Oesmana, akan dibahas lebih detil.

Kemungkinan besar, permodalan dan teknologi berasal dari HKTI, sedangkan petani sebagai pengelola.

"TNI AD sendiri, mungkin akan mendapat bagi hasil dari hasil penjualan produksi," katanya.

Oesman tidak merinci luasan areal lahan tidur yamilik TNI AD yang akan dikelola petani dibawah HKTI.

"Bisa lebih 50 ribuan hektarelah, bahkan bisa lebih banyak lagi kalau bicara hingga ke daerah-daerah. TNI AD sedang melakukan invetarisir lebih lanjut," katanya.(*)

(T.E016/S006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011