"Aksi lepas saham itu juga didukung oleh melemahnya bursa Wall Street setelah bank Sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga The Fed."
Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis siang dilanda aksi lepas oleh pelaku pasar sehingga harganya terkoreksi mengakibatkan indeks harga saham gabungan (IHSG) turun sebesar 0,27 persen.

Indeks BEI melemah 10,284 poin menjadi 3.794,642 dan indeks LQ-45 berkurang 3,428 poin ataun 0,50 persen menjadi 677,644 poin.

Analis PT Eko Capital, Cece Ridwan, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pelaku pasar melepas saham-saham unggulan untuk mencari untung, setelah hari sebelumnya menguat.

"Aksi lepas saham itu juga didukung oleh melemahnya bursa Wall Street setelah bank Sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga The Fed," katanya.

Menurut dia, koreksi saham di BEI kemungkinan tidak berlangsung lama, karena faktor positif dari internal masih kuat.

Apabila bursa Wall Street positif yang didukung oleh pasar internal, maka pelaku akan kembali melakukan pembelian saham sehingga indeks BEI akan kembali berada di atas angka 3.800 poin tersebut, ucapnya.

Ia mengatakan, Indonesia masih tetap merupakan pasar yang menarik, karena tingkat suku bunga yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik merupakan daya tarik bagi asing untuk menempatkan dananya di pasar domestik.

Indonesia saat ini sedang memfokuskan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan mendekati sektor industri kecil dan menengah yang tahan banting terhadap krisis, ucapnya.

Saham-saham yang menekan indeks antara lain Indo Tambang Raya turun Rp300 menjadi Rp46.950, saham Mayora melemah Rp300 menjadi Rp11.400, saham Bukit Asam turun Rp150 menjadi Rp22.250 dan saham Gudang Garam berkurang Rp200 menjadi Rp40.150.

Selain itu saham Bank BRI melemah Rp100 menjadi Rp6.450, saham Telkom turun Rp100 menjadi Rp7.600 dan saham HM Sampoerna turun Rp50 menjadi Rp245.950 serta saham Bank Danamon melemah Rp50 menjadi 6.150.
(T.H-CS/B008)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011