Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih Rp 2,016 triliun pada triwulan pertama 2011 atau naik 4,4 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,931 triliun.

"Pencapaian laba didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 40,9 persen menjadi Rp3,847 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,731 triliun," ujar Direktur Utama Bank BCA D.E Setijoso dalam pemaparan di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan pertumbuhan aktiva juga mencapai 14,9 persen menjadi Rp326,5 triliun dari sebelumnya Rp284,2 triliun.

Portofolio kredit juga meningkat 24,4 persen menjadi Rp150,3 triliun dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) mencapai 54,4 persen atau lebih rendah dari ketentuan Bank Indonesia.

Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan hingga akhir Maret 2011 tumbuh 13,8 persen dibandingkan periode sebelumnya hingga mencapai Rp275,8 triliun.

Dengan pembagian masing-masing Giro tumbuh sebesar 22,4 persen yoy menjadi Rp65,7 triliun, tabungan tumbuh 19,1 persen yoy menjadi Rp145,6 triliun. Sedangkan deposito turun 2,7 persen yoy menjadi Rp64,5 triliun.

Setijoso mengatakan pertumbuhan LDR yang lebih lambat dikarenakan pertumbuhan DPK yang lebih pesat bukan dikarenakan bank malas menyalurkan kredit.

Menurut dia, hal tersebut akibat bank memiliki kriteria yang hati-hati soal calon penerima kredit.

"Pertama dari nasabah kita sudah berapa tahun punya tabungan, income mereka, spending mereka, dari situ kita bisa melihat," katanya.

Ia menjanjikan rasio LDR dapat mencapai 60 persen, walau target tersebut belum dapat dipastikan kapan akan tercapai.

"Tidak bisa (dipastikan) tahun ini terpenuhi (60 persen). Kami terus upayakan. Tabungan sebenarnya sudah tumbuh 20 persen, jadi bukan berarti malas menyalurkan kredit," ujar Setijoso.

Wakil Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja menambahkan karena penetapan standar akuntasi keuangan (PSAK) mewajibkan provisi dan pajak, maka laba bersih tumbuh hanya 4,4 persen.

"Pencadangan itu salah satunya, adalah untuk kredit yang belum dicairkan atau undisburshed loan. Yakni sebesar 1 persen dari total undisburshed loan. Ini yang menyebabkan laba kita kelihatan flat," ujar Jahja.

Dalam laporan neraca keuangan triwulan I bank, pencadangan mencapai Rp129 miliar sehingga total pencadangan mencapai Rp432 miliar.

Dengan penyisihan pencadangan dan pajak Rp518 miliar, laba setelah provisi dan pajak mencapai Rp2,016 miliar dibandingkan tahun lalu Rp1,913 triliun.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011