PHK masih menjadi senjata ampuh bagi para pemilik model dan penguasa untuk meredam kekuatan buruh,"
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar lima ribu buruh dari Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi  akan memperingati hari buruh sedunia atau yang disebut "May Day"  dengan menggelar  demo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada hari Minggu (1/5).

Anwar Ma'ruf, Koordinator Komite Solidaritas Nasional (KSN) mengatakan bandar udara  adalah salah satu objek vital di negara ini karena menjadi  gerbang inverstasi ke Indonesia.  

"Hari  Minggu, tidak ada aktifitas di kantor-kantor pemerintahan seperti Istana Merdeka.  Bandara adalah simbol vital sama seperti Istana Merdeka," katanya ketika menggelar jumpa pers di Komnas HAM, Jakarta pada Kamis.

Aksi demo May Day tersebut menurut Anwar  akan diikuti gabungan dari beberapa aliansi buruh yang bersatu dalam Komite Solidaritas Nasional (KSN) dan Front Oposisi Rakyat Indonesia (FORI).
 
Dia menjelaskan bahwa pada hari tersebut  buruh  akan berkumpul di Kantor Walikota Tangerang pada jam 10.00 WIB , lalu mereka akan melakukan jalan kaki ke pintu M1 Bandara.

Aksi serupa juga akan terjadi di bandar udara di Surabaya dan Makassar.

"Kami sudah berkonsolidasi dengan buruh di luar Jakarta, mereka akan bergerak ke Bandara Juanda dan Hasanudin," katanya.

Aksi May Day kali ini, kata Anwar, masih mengeluhkan kesejahteraan yang minim dan ancaman pemutusan hubungan kerja terhadap buruh.

"PHK masih menjadi senjata ampuh bagi para pemilik model dan penguasa untuk meredam kekuatan buruh," katanya.

Anwar juga mengkritisi UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan  karena  perusahaan-perusahaan menerapkan sistem kerja kontrak dan outsourcing yang dia nilai sangat menyengsarakan buruh.

Anwar mengutip data Lembaga Buruh Internasional (ILO) pada 2010 yang menyebutkan bahwa  65 % pekerja berstatus  kontrak dan outsourcing.

"Artinya hanya tinggal 35 % atau 9,5 juta pekerja tetap di Indonesia.  Sistem kerja kontrak/outsourcing menjadi daya tarik pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga upah buruh dapat ditekan semaksimal mungkin," katanya.
(Adm/A038)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011