Jambi (ANTARA News) - Keindahan alam Kabupaten Kerinci yang masih sangat asri menurut tokoh film Jambi Naswan Iskandar sangat cocok untuk dijadikan seting bagi cerita-cerita film oleh para senieas nasional.

"Alam Kerinci yang elok dan masih asri sangatlah layak untuk dilirik oleh para sineas film-film nasional, apalagi untuk skenerio film yang fokus ceritanya menggunakan alam," kata tokoh film Jambi Naswan Iskandar, di Jambi, Minggu.

Pasalnya alam Kerinci yang masih asri adalah perpaduan antara alam dan kehidupan masyarakat yang masih polos memandang keberadaan alam sebagaimana dengan nilai-nilai kearifan lokal yang terus mereka pelihara hingga kini sebagai Sko (barang Pusaka).

"Film-film yang berseting alam sangat cocok memakai alam Kerinci seperti film tentang anak rimba semacam film Tarzan atau lainnya, di daerah tersebut ada hutan TNKS yang lebat dengan kayu-kayu raksasa," terang Naswan.

Selain itu, tambahnya, kawasan perladangan kayu manis milik rakyat yang berada di bukit-bukit ditambah kemberadaan "mahung-mahung" atau rumah pondok petani di puncak atau sisi bukit.

Lalu persawahan baik di hamparan dataran rendahatau terasiring di sisi bukit, juga keberadaan rawa dan telaga-telaga yang sering jadi persinggahan burung imigran dari belahan bumi utara dan selatan, ada juga savana, goa-goa, grao-grao (sumber air panas), telun-telun (air terjun), di tambah kehidupan tradisional mayarakatnya bisa menjadi pendukung dan seting yang cerita.

"Semua kebutuhan untuk seting film yang natural seperti film-film produksi hollywood tersedia di Kerinci, tinggal sekarang bagaimana para sineas memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang telah disediakan alam itu dengan sebaik-baiknya sehingga bernilai guna," papar Naswan.

Adapun genre atau jenis-jenis film yang bisa memanfaatkan alam Kerinci sebagai studio alam Kerinci tersebut adalah genre film aksi (Action Film) seperti film silat, film superhero dan film perang, lalu film petualangan, film misteri atau horor, bahkan film drama.

"Tidak hanya itu, film-film animasi juga bisa mengambil model keelokan alam kerinci menjadi seting filmnya," sebut Naswan.

Diakui Naswan, sejauh ini memang belum pernah ada sineas nasional yang melirik alam Kerinci untuk dimanfaatkan jadi seting dari produksi sebuah film, hanya beberapa sineas dari luar negeri seperti Prancis, Jerman, Italia dan Belanda dilaporkan pihak TNKS pernah membuat film dokumenter di Kerinci.

Menurut Naswan juga, beberaa kendala sehingga tidak pernah diliriknya Kerinci sebagai potensi perfilman nasional adalah karena letak geografis Kerinci yang sangat jauh dari pusat perfilman nasional yaitu Jakarta.

"Apalagi medan jalan menuju Kerinci memang diketahui para sineas di jakarta sangat berat untuk bisa ditembus dalam waktu yang singkat, sangat sulit untuk memobilisasi peralatan syuting karena tidak tersedianya akses jalan yang baik menuju lokasi," tutur Naswan.

Karena itulah naswan sangat mengharapkan pemkab setempat dapat segera meningkatkan kapasitas promosi daerahnya sembari terus memperbaiki infrastruktur sarana dan prasarana kepariwisataan di daerahnya sehinggan bisa memudahkan para sineas memobilisasi diri dan peralatan ke Kekerinci.

"Pemkab setempat harus jeli membaca peluang dan mau mengembangkan diri, tidak berpangku tangan dengan kendala yang ada saat ini, harus ada upaya untuk meretas semua itu, sehingganya Kerinci di masa mendatang bisa menjadi studio alam bagi produksi perfilman nasional," tandasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011