Jakarta ( ANTARA News) - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, kunjungannya sebagai Ketua DPR RI ke Irak atas undangan resmi tertulis Ketua Parlemen Irak yang disampaikan tahun lalu. Permintaan tersebut diulangi saat forum PUIC di Abu Dhabi.

Menurut Marzuki, undangan yang disampaikan tahun lalu itu dinilai  tidak urgen sehingga dirinya menunda undangan tersebut. Bulan Maret 2011 lalu, Duta Besar Iraq untuk Indonesia datang ke DPR menanyakan tentang rencana kunjungan tersebut.

"Saya jawab masih dipertimbangkan. Undangan tersebut lalu dibawa ke rapat pimpinan DPR RI dan disetujui untuk memenuhi undangan tersebut, langsung oleh Ketua DPR yang disesuaikan jadwal Ketua DPR," kata Marzuki melalui pesan singkatnya kepada antaranews.com, Jakarta, Senin.

Namun, April 2011, Dubes Iraq menelpon langsung dirinya dan akhirnya diputuskan memenuhi undangan tersebut.

"Akhirnya dengan berbagai pertimbangan permintaan tersebut dipenuhi pada akhir masa reses, antara tanggal 2 hingga 7 Mei 2011," kata Marzuki.

Selain memenuhi undangan dari Ketua Parlemen Iraq, kunjungan Marzuki juga sebagai Presiden Parliamentary Union of Islamic Countries (PUIC) akan melaksanakan assembly PUIC pada Januari 2012 di Jakarta.

"Perlu dukungan anggota. Juga menjembatani berbagai kepentingan anggota PUIC," kata Marzuki.

Selain itu, diplomasi oleh parlemen Indonesia diperlukan untuk memperkuat diplomasi pemerintah dalam berbagai aspek.

"Saat ini pemerintah sedang mengusung sekretaris Menko Kesra menjadi Dirjen Food and Agriculture Organization (FAO), saya sudah mempromosikannya dalam berbagai forum Internasional. Saat ini diperlukan dukungan Iraq agar suara negara OKI bulat mendukung Indonesia, karena Iraq pun mengusung calon," kata Marzuki.

Selain itu, kunjungan itu adalah dalam rangka memperkuat hubungan parlemen diantara kedua negara agar bisa membangun kembali hubungan yang pernah terputus saat invasi AS ke Irak.

"Ini yang diharapkan oleh Parlemen Irak. Irak punya potensi besar dalam migas, dengan dukungan parlemen, kita mengharapkan agar potensi tersebut dapat dialokasikan sebagian untuk Indonesia," kata dia.

Mengenai peserta kunjungan, harusnya dilihat juga ketua parlemen lain saat kunjungan resmi.

Ia mencontohkan, ketua Parlemen Cina Wu Bang Guo membawa rombongan lebih dari seratus orang, pesawat khusus. Ketua Parlemen Iran selalu rombongan besar lebih dari 20 orang.

"Saya membawa rombongan sangat terbatas dipertanyakan oleh LSM. Kita mengajak dua media, dua orang dari Setjen, ada dua dari pimpinan yaitu ajudan dan sekretaris/Tenaga Ahli Ketua. Saya juga memperhatikan efisiensi," kata Marzuki.
(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011