Jember (ANTARA News) - Dirut PT Perhutani, Transtoto Handadari, menjelaskan, korban tanah longsor di Dusun Gunungraja Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu pukul 03.00 WIB, tercatat 15 orang tewas dan 93 lainnya hilang. Menurut dia, peristiwa tanah longsor itu terjadi di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur petak 44 C. Transtoto menjelaskan, petak 44 C seluas dua hektare itu longsor sehingga menjatuhi desa di bawahnya yang meliputi tiga Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah warga 185 KK atau 2.665 jiwa. Peristiwa itu juga menghancurkan 102 rumah warga, tapi belum diketahui nilai kerugiannya. Menurut rencana Transtoto akan meninjau lokasi bencana setelah menyerahkan bantuan untuk korban bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember Jumat (5/1). Dalam kesempatan itu Dirut Perhutani menyerahkan bantuan Rp100 juta. Menurut rencana Dirut Perhutani mendampingi Menteri Kehutanan juga akan meninjau ke Banjarnegara. Menanggapi kejadian di Jember, Transtoto menegaskan bahwa banjir dan tanah longsor yang menimpa kawasan sekitar Kecamatan Panti adalah akibat curah hujan yang tinggi, bukan karena hutan yang gundul sebab hutan di atas 92 persen masih tertutup atau cukup baik kondisinya. Selain itu, karakteristik geografi di wilayah Panti dan sekitarnya berada pada lereng Hyang Argopuro yang kemiringannya sangat landai disertai cekungan-cekungan terisi air di atasnya. Menurut dia, curah hujan sebelum terjadi musibah mencapai 115 mm/hari selama tiga hari berturut-turut. Akibatnya sekitar 15 juta meter kubik air tertumpah dari atas bukit bersama longsoran tanah. Lokasi bencana di Jember berada di DAS Dinoyo yang merupakan bagian dari DAS Bedadung dengan karakteristik alur air dari atas menuju satu kawasan. Sementara itu DAS Klatakan yang lokasinya berdekatan dengan DAS Dinoyo memiliki karakteristik serupa, namun ciri alur air menyebar tidak mengarah pada satu kawasan tertentu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006