Jakarta (ANTARA News) - Salah satu kader Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menyatakan, NII bukan ancaman bagi bangsa ini.

"Karena sejak Indonesia merdeka umat Islam tidak pernah menghendaki berdirinya negara Islam (selain NKRI)," tandas Anggota Komisi I DPR RI (bidang Pertahanan dan Intelijen) ini kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Politisi Perempuan yang banyak mengeritisi masalah-masalah demokrasi, HAM dan pemberdayaan masyarakat sipil ini mengingatkan pula, sebagai negara dengan pengakuan tinggi terhadap keanekaragaman, kita harus berlaku adil terhadap semua agama.

"Yakni, dengan melindungi minoritas dan menghargai mayoritas," tegasnya.

Dalam kaitan itu, ia menyatakan, `Negara Islam Indonesia` (NII) bukan ancaman bangsa ini, karena sejak Indonesia merdeka, umat Islam tak pernah menghendaki berdirinya Negara Islam.

"G 30 S PKI dengan faham Komunis-nya juga pernah mengancam bubarnya NKRI kan (tapi bisa diatasi)," ujarnya.

Karena itu ia mengharapkan, teror bom yang terjadi, harus segera diatasi, tanpa membuat rakyat ketakutan, apalagi dibarengi dengan isu-isu NII masuk kampus.

"Situasi seperti itu tak kondusif dan mengganggu, apalagi di saat masa akhir sekolah seperti saat ini, di mana orang tua sedang bingung mencarikan sekolah atau pun perguruan tinggi untuk anaknya," ungkapnya.

Ia menyayangkan hal itu terus di-`blow-up`, dan menimbulkan keresahan di lingkup publik.

"Warga akan (terus) merasa takut dan khawatir anaknya terpengaruh apabila sekolah. Lalu bagi yang mampu kemudian akan mengirim anaknya ke luar negeri," katanya.

Karenanya, ia mengharapkan semua ini (penyebaran ketakutan) harus segera diakhiri.

"Teror bom yang terjadi, harus segera diatasi, tanpa membuat rakyat ketakutan, apalagi dibarengi dengan isu NII masuk kampus. Akhiri segera dengan sikap lebih arif dan langkah konkret yang cerdas, tanpa huru-hara," pungkas Nurhayati Ali Assegaf. (M036/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011