Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mempertimbangkan untuk mengubah asumsi laju inflasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,3 persen karena inflasi tahunan hingga April 2011 masih mencapai angka 6,16 persen.

Selain itu Lifting minyak serta harga ICP merupakan asumsi yang juga akan mengalami perubahan, demikian Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa.

"Lifting, ICP, inflasi juga yang 5,3 persen kita harus sedikit realistis melihatnya tapi kita bersyukur lah deflasi beberapa bulan ini, dan kita harapkan sampai bulan Mei akan terus deflasi," ujarnya.

Hatta mengharapkan laju inflasi tahun kalender agar tidak mencapai angka 6 persen dan pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi agar inflasi tidak terlalu tinggi.

"Kedepannya tantangan inflasi diprediksi adalah gejolak pangan karena telah lewatnya musim panen, untuk meredam itu pemerintah menyiapkan empat langkah," ujarnya.

Menurut Hatta, pemerintah akan tetap menjaga produksi pangan agar tetap surplus sebesar 5 persen dari total produksi beras pada 2011 serta menjaga distribusi barang dan menyiagakan stok beras dalam gudang Bulog hingga mencapai angka 1,5 juta ton.

"Kita juga menjaga distribusi agar tidak terganggu artinya gudang Bulog di setiap daerah harus tetap, dengan kata lain Bulog harus memiliki stok beras 1,5 juta ton," ujarnya.

Ia menambahkan apabila terjadi gejolak pangan pemerintah akan lakukan intervensi dengan melakukan operasi pasar serta menyalurkan raskin untuk menstabilisasi harga.

"Terakhir dengan menyebar raskin dan tidak boleh telat, terus kita dorong raskin kita dengan demikian kita bisa lakukan stabilisasi harga kalau memang diperlukan," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan untuk bahan komoditas pangan yang datang dari luar negeri seperti kedelai yang masih dibutuhkan masyarakat, pemerintah akan berikan insentif berupa pembebasan bea masuk untuk menekan harga.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro menambahkan asumsi inflasi berpotensi untuk diubah dalam APBN Perubahan sesuai dengan kondisi terbaru perekonomian global dan regional.

"Kita lihat kondisi inflasi menjelang APBN Perubahan, atau setelah laporan semester pertama," ujarnya.

Untuk sementara, Bambang menambahkan pemerintah akan memperhitungkan potensi inflasi pada Mei sampai dengan Agustus.

"Karena bulan-bulan itu adalah telah melewati musim panen raya, jadi kemungkinan akan terjadi gejolak harga pangan," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April terjadi deflasi sebesar -0,31 persen.
(ANT)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011