New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah jatuh pada Rabu waktu setempat, setelah stok minyak AS yang meningkat lebih kuat dari perkiraan memicu kekhawatiran tentang permintaan di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" atau dikenal juga West Texas Intermediate, untuk pengiriman Juni, jatuh 1,81 dolar AS menjadi ditutup pada 109,24 dolar AS per barel, merosot di bawah tingkat 110 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 20 April.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni turun 1,26 dolar AS menjadi menetap di 121,19 dolar AS per barel.

Hari ini adalah hari kedua berturut-turut turun tajam untuk kontrak WTI dan Brent, setelah memperlihatkan lonjakan harga yang mantap dalam beberapa bulan terakhir di tengah kerusuhan di dunia Arab yang telah memicu kekhawatiran pasokan.

Para pengamat mengatakan, pasar minyak khawatir bahwa harga yang lebih tinggi akan menghalangi belanja konsumen dan akibatnya membatasi pertumbuhan ekonomi.

"Ini akan memunculkan meningkatnya kekhawatiran bahwa pemulihan global terlihat akan berkurang, dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi AS dan pengetatan kebijakan moneter China," kata Michael Fitzpatrick dari Kilduff Report.

Pedagang pada Rabu defensif setelah laporan mingguan energi dan indikator ekonomi AS mengecewakan.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan bahwa persediaan minyak mentah melompat 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 April.

Peningkatan ini jauh lebih besar daripada yang diperkirakan para ahli dan mengikuti lompatan besar 6,2 juta barel pada minggu sebelumnya.

DoE juga melaporkan penurunan tak terduga dalam cadangan bensin, sebanyak satu juta barel.

"Pasar telah menjadi nyaman dengan prospek musim bensin yang kuat yang mendukung margin penyulingan. Namun, ini tidak didorong oleh `booming` permintaan AS -- yang berjalan pada 1,5 persen di bawah tahun lalu -- tetapi lebih merupakan kombinasi kebutuhan impor yang berjalan rendah dan kuat dari Meksiko dan mungkin Brazil, ditambah dengan pembatasan ekspor Rusia," kata analis JPMorgan dalam catatan kliennya.

Indikator ekonomi AS yang diterbitkan Rabu juga menekan sentimen.

Perusahaan pembayaran gaji (payrolls) ADP melaporkan sektor swasta menambahkan 179.000 pekerjaan pada April, turun dari Maret 207.000 dan kurang dari perkiraan analis.

Indeks sektor jasa besar dari The Institute for Supply Management (ISM) untuk April menunjukkan pertumbuhan lebih lambat, demikian laporan AFP.

(SYS/A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011