Jakarta (ANTARA) - Tokoh senior Golkar, Pinantun Hutasoit, berpendapat, jika diganggu, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang didekati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk pilpres mendatang, bukannya akan merosot tapi justru akan makin populer.

"Bagaimanapun, perkembangan politik bangsa ini akan tergantung kehendak rakyat. Tapi saya meyakini, kalau Sri Sultan diganggu oleh siapapun berkaitan dengan pencalonannya baik sebagai presiden atau wapres, justru Sri Sultan diuntungkan, karena dia akan banyak mendapat simpati dari rakyat," katanya di Jakarta, Senin, menanggapi pernyataan pimpinan DPP Partai Golkar.

Ketua DPP Partai Golkar, Burhanuddin Napitupulu, sebelumnya menyatakan, kalau Sultan serius dengan Megawati atau konsisten dengan deklarasinya sebagai capres, dia harus menyatakan mundur dari pencalonan presiden Partai Golkar.

Burhanuddin menilai Sultan tidak etis sikap dan langkah Sultan yang bersedia didekati oleh Megawati dan tokoh partai lain semata untuk meningkatkan daya tawar dan citra dirinya.

Ia menyatakan, pernyataan mundur dari pencalonan presiden Partai Golkar itu penting demi menjaga etika politik.

Pinantun memuji perkembangan sikap politik Sri Sultan mengenai pilpres yang dinilainya lebih maju, namun ia melihat ada hambatan yang menghadangnya di mana Sultan tak bisa memahami argumentasi pihak-pihak yang menghadangnya itu.

Ia mengingatkan, sebagaimana ayahandanya, mantan wapres Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sultan adalah tumpuan banyak rakyat, paling tidak di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pinantun mengingatkan generasi muda Golkar, bahwa bagaimanapun Sultan tetap anggota dan kader Golkar, karena dia sudah berada di sana sejak lahirnya Sekretariat Bersama Golkar yang menjadi cikal bakal lahirnya Golkar dan Partai Golkar sekarang.

"Karena itu saya meyakini, kalau Sri Sultan diganggu, justru menjadi amunisi tambahan bagi dia yang akan membuatnya semakin populer," ujarnya.

Menjelang pilpres, kader Golkar mestinya merapatkan barisan dan mendekati tokoh-tokoh senior dan para sesepuhyang berpengalaman.

"Bukannya mengeluarkan tanggapan-tanggapan yang berakibat sebaliknya, yang justru bisa menjadi amunisi bagi pihak-pihak lainnya," kata Pinantun. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009