Resep keberhasilan Berlusconi bukan sebatas besarnya dukungan uang, ia menggunakan gemulai tangan untuk memanipulasi badan-badan manusia di tubuh AC Milan.
Jakarta (ANTARA News) - Dengan bergelimpang uang, ia membeli "kado"; dengan bermodal kekuasaan politik, ia menggarap amuk esek-esek untuk merayu dan melahap sejumlah daun muda. Dia fasih melafalkan kiat-kiat manajemen sekitar wilayah dada. Dan paripurna sudah, dari uang dan seks sampai tahta juara Serie A.

Orang Jawa punya larangan "ma lima", yaitu madon, minum, madat, main (main perempuan, menenggak minuman keras, menghisap candu, dan berjudi). Orang-orang jaman Ratu Victoria menjauhi seksualitas dengan menutup segala sesuatu yang "mengundang".

Keduanya menunjuk kepada garis sejarah bahwa tindakan barbar kerap tidak dapat dijelaskan oleh siapapun dalam sejarah manusia.

Benarkah sejarah tampil sebagai kumpulan notasi nada-nada sumbang penderitaan? Silvio Berlusconi menjawab tidak. Ia menyebut roda sejarah sebagai "yang baik" dan "yang kuasa". Ironisnya, dengan uang dan seks, bos AC Milan itu hampir pasti memboyong tahta Scudetto dan membopong sejumlah daun muda untuk memoles timnya agar tetap awet muda di roda Serie A.

Ia kini berambisi mengabadikan "yang baik" dan "yang kuasa" dalam wujud stadion. Semangatnya disesaki oleh roh megalomania yang merayu tubuh dan meninabobokan jiwa.

"Setelah saya, presiden yang paling banyak meraih gelar adalah Santiago Bernabeu dari Real Madrid. Orang-orang Spanyol menggunakan namanya untuk sebuah stadion. Saya pikir, saya pantas mendapatkan stadion di Milan yang menggunakan nama saya," ujarnya.

Stadion dibangun dengan tangan manusia-manusia kreatif. Dengan tangan pula, Berlusconi siap menggelontorkan dana untuk membeli pemain-pemain nomor wahid di musim depan. Uang telah menyihir sejumlah pemain agar bersedia menyambangi Milan, sebut saja, Robinho, Zlatan Ibrahimovic, Kevin-Prince Boateng, Antonio Cassano, Mark van Bommel, dan Mario Yepes.

Bos Milan itu juga melirik gelandang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, tapi kandas."Keluarga saya telah menginvestasikan rata-rata 50 juta euro (Rp 634 miliar) dalam satu musim di Milan. Angka itu mencapai 70 juta euro (Rp 888 miliar) tahun lalu," katanya. Majalah Forbes membaptis dia sebagai orang terkaya ke-118 di dunia.

Layaknya seniman yang terampil membentuk, mengukir dan menimbang dengan menggunakan tangan; Berlusconi memanfaatkan tangan untuk berpikir dan bertindak.

Hasilnya, Milan bertengger di puncak klasemen sementara Serie-A. Mereka mengungguli musuh bebuyutannya Inter Milan. Besar kemungkinan Milan merebut gelar yang musim lalu dimenangkan oleh seteru satu kota mereka, Inter. "Ini hampir berakhir. Scudetto milik kami," katanya seperti dilansir La Repubblica.

Resep keberhasilan Berlusconi bukan sebatas besarnya dukungan uang, ia menggunakan gemulai tangan untuk memanipulasi badan-badan manusia di tubuh AC Milan. Ia terus memburu pemain-pemain ciamik dan memilih pelatih berkelas. Ini diamini oleh salah satu legenda hidup AC Milan, Marco van Basten.

"Milan memang belum mencapai tingkat tim favorit di Liga Champions, tetapi mereka sedang membangun sebuah tim yang sesungguhnya dan mereka akan kembali menjadi tim yang besar," kata Van Basten ketika diwawancarai oleh La Gazzetta dello Sport.

"Allegri adalah orang yang tenang dan damai. Dia punya ide yang jelas...Dia adalah pelatih yang hebat dan Milan telah memilih dengan baik," katanya juga.

Pelatih Milan, Massimiliano Alleggri merespons keberhasilan tim asuhannya dengan mengatakan, "Tidak memenangkan Scudetto saat ini sama saja bunuh diri". Bukan kepalang tanggung, ia mengutip kata bunuh diri!

Bermodal gepokan uang, Berlusconi belajar hikmat dari filsuf Aristoles yang menubuatkan bahwa, "di mana ada kepekaan sentuhan, di situ juga ada kepekaan perhatian yang intensif." Hikmat inilah yang agaknya ditularkan bos Milan kepada Allegri bersama seluruh punggawanya.

Dengan menyentuh, maka manusia mengenal dan menemui dunianya kali pertama. Dengan menyentuh sejumlah gadis belia, Berlusconi menggegerkan media massa dunia. Ia terlilit skandal seks, salah satunya dengan Karima el Mahroug alias "Ruby Si Pencuri Hati".

Skandal seks Berlusconi yang berlumur uang dan bersimbah seks sampai-sampai menyeret nama beken di Italia. Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini juga masuk dalam daftar saksi yang akan dihadirkan Berlusconi. Sebanyak 33 perempuan muda yang disebut-sebut dalam tuduhan jaksa penuntut umum ikut serta dalam pesta orgy dan tari erotis di vila Perdana Menteri. Tangan mereka terbelenggu dalam seks dan uang.

Dengan menggunakan tangan, Berlusconi dituduh membayar untuk melakukan perbuatan seks bersama perempuan pekerja seks komersial di bawah umur itu dan menyalahgunakan jabatan sebagai petinggi negeri untuk menutupi aib syahwat tersebut.

Dengan menggunakan tangan, Berlusconi terlibat tiga kasus, yakni kasus Mediaset yang berkaitan dengan penggelembungan hak siar televisi perusahaan media Berlusconi; kasus Mediatrade yang menyeret anak Silvio, Pier Silvio Berlusconi; dan kasus Mills yang mengaitkan tuduhan Berlusconi menyuap pengacara Inggris, David Mills, sebesar 600.000 dollar AS untuk bersaksi palsu guna sebuah perkara bisnis Berlusconi.

Erotisme, di mata Berlusconi, bukan sebatas uang dan seks yang disentuh dengan tangan. Erotisme menyangkut sentuhan tangan dan penglihatan. "Saya menyentuh, karena saya melihat", inilah rumus khas Berlusconi di dunia esek-esek, sepak bola, dan bisnis.

Masalahnya, rumus itu meninggalkan krisis bagi mereka yang ingin bersuci diri. Nah, bicara uang dan seks yang meliputi hidup Berlusconi, pertanyaannya, apakah tindakan itu dilakukannya berulangkali? Kalau seseorang terus terbiasa berbohong, maka kebohongan menjadi bagian dari orientasi hidupnya.

Kalau Berlusconi terus menerus dininabobokan uang dan dibuai seks dengan menggunakan tangan atas nama erotisme, maka ia sedang menumbuhkan cendawan dalam nuraninya.

Dapatkah perdana menteri yang flamboyan itu mendakwa dirinya sendiri dalam hati? Atau, kita sendiri telah dan sedang memerankan berlusconi-berlusconi lain dengan menggunakan tangan?

"Saya suka amal. Satu transfer bank yang saya lakukan hanya untuk orang tua sang gadis yang mengalami kesulitan," tegas Berlusconi.
(*)

Pewarta: A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011