Paris (ANTARA News) - Sebuah tim astronom internasional menyatakan bulan paling jauh dalam Tata Surya, Charon, yang mengorbit Pluto, merupakan batuan es yang tidak memiliki tanda-tanda atmosfir. Menurut AFP dalam laporannya dari Paris, mereka mengambil kesimpulan tersebut setelah mengamati Charon ketika benda langit itu melewati sebuah bintang pada Juli lalu - suatu kejadian yang telah disaksikan sebelumnya hanya sekali pada seperempat abad silam. Berdasarkan apa yang disebut proses okultasi, cahaya dari bintang itu menjadi redup dan membias ketika melalui atmosfir suatu benda langit, namun itensitas cahaya tampaknya tidak mengalami perubahan jika obyek terkait tak memiliki atmosfir. Dengan menggunakan teleskop Observatorium Selatan Eropa (ESO) yang berkekuatan tinggi yang terletak di pegunungan kering Gurun Atacama, Chile, para astronom memastikan Charon mempunyai kepadatan sekitar 1,71 dari kepadatan air. Ini mengisyaratkan bulan tersebut adalah sebuah benda es, dengan batu-batuan terdiri sekitar setengah dari volumenya. Okultasi juga menghasilkan pengukuran yang sangat akurat mengenai besarnya Charon. Charon memiliki diameter antara 1.206 dan 1.212 kilometer, atau hampir separuh ukuran Pluto yang bergaris tengah 2.300 kilometer. Misteri Pluto-Charon Pluto, yang ditemukan pada 1930 oleh astronom Amerika, Clyde Tombaugh, diketahui sebagai planet paling luar dari Tata Surya, sekalipun penantang baru bagi gelar itu muncul tahun lalu dalam bentuk obyek yang disebut 2003 UB313. Charon ditemukan pada 1978. Orbitnya begitu dekat dengan Pluto, pada jarak kurang dari 20.000 km. Jarak ini membuat heran beberapa astronom dan bertanya-tanya apakah kedua benda langit dapat digolongkan sebagai sistem planet ganda ketimbang planet induk dan satelitnya. Sebuah misi badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk mengeksplorasi Pluto dan Charon dijadualkan akan diluncurkan pada akhir bulan ini. Pesawat penyelidik tak berawak senilai 700 juta dolar, New Horizons, akan memerlukan waktu sembilan tahun untuk mencapai tujuannya. (*)

Copyright © ANTARA 2006