Surabaya (ANTARA News) - Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) bukan rekayasan pihak intelijen.

"NII bikinan intelijen? Untuk apa? Masak intelijen untuk mengganggu negara sendiri? Tidak mungkin," kata Mayjen Gatot Nurmantyo Surabaya, Jumat.

Meskipun demikian, dia menganggap bahwa tidak menutup kemungkinan pihak intelijen asing menjadi bagian dari meluasnya modus doktrinasi model NII tersebut.

Namun, Pangdam tidak bersedia menyebutkan negara mana yang menyusupkan intelijennya untuk menyebarluaskan NII karena sangat tidak mungkin intelijen Indonesia membuat jaringan NII dengan model seperti itu.

"Kalau intelijen negara lain bisa jadi. Memang bisa juga intelijen mana dari negara mana. Kita jangan melihat itu, nantinya yang muncul adalah opini yang seolah-seolah intelijen Indonesia," katanya.


Gaet Mahasiswa

Sementara itu, Kepala Polda Jatim, Irjen Pol Untung S Rajab, di Makodam, mengatakan, NII merupakan gerakan rahasia yang ingin mengubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Mau diapakan NII? Ini kan gerakan rahasia yang tersembunyi. Jadi, kita harus waspada semua, baik masyarakat, guru, maupun TNI/Polri karena masih ada keinginan dari segelintir orang untuk mengubah NKRI," katanya.

Pergerakan NII juga sudah merambah ke Jatim dengan menggaet para mahasiswa dari perguruan tinggi negeri (PTN) di Malang dan Surabaya.

Menurut dia, perlu adanya pembinaan dan pendekatan secara berkelanjutan untuk menepis faham-faham tersebut. Kapolda mengaku bahwa sampai saat ini pihaknya belum menemukan data dan fakta konkret mengenai ajaran NII di Jatim.

"Kalau dibilang NII makar, kami belum temukan data dan faktanya. Yang pasti, kami mengimbau perlu adanya pembinaan keluar dan pendekatan. Jangan sampai menggelinding seperti bola," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengingatkan pihak TNI/Polri agar meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan yang terjadi di Jatim.

Hingga kini pihaknya masih mendalami kasus "cuci otak "dengan kedok NII.

"Kami masih mendalami kemungkinan potensi berkembangnya eskalasi NII di Jatim. Tapi, saya percaya polisi dan TNI bisa mengantisipasinya," kata Wagub yang juga Ketua Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Jatim itu. (M038/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011