Nikosia (ANTARA News/AFP) - Pasukan Suriah didukung oleh tank-tank pada Sabtu dinihari menyerbu kota Banias, pusat protes anti-rezim, pada saat warga membentuk rantai manusia dalam upaya menghentikan operasi militer, kata para aktivis hak asasi manusia (HAM).

Tenaga listrik dan komunikasi diputus pada saat tank-tank itu masuk bersama tiga kapal menuju sektor selatan kota di pantai Mediterania, yang merupakan benteng dari pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa menentang dengan membentuk rantai manusia, kata para aktivis melalui telepon dari Nikosia.

Tank-tank itu juga mengelilingi kota terdekat Baida sedangkan kapal patroli tentara berada di lepas pantai, kata mereka menambahkan.

Penyergapan pihak militer ke dalam Banias di Suriah barat laut tersebut terjadi dua hari setelah konvoi 40 kendaraan militer ditarik dari kota selatan Daraa, pusat protes lainnya, di mana militer sudah mengunci wilayah itu sejak 25 April.

Pada Rabu, penduduk Banias mengatakan puluhan kendaraan lapis baja, termasuk tank-tank dan bala tentara, telah ditempatkan di pinggiran kota itu.

"Sepertinya mereka sedang mempersiapkan untuk menyerang kota, seperti yang mereka lakukan di Daraa," kata seorang aktivis.

Puluhan orang tewas dalam serangan militer 10 hari di Daraa, yang dilancarkan dengan apa yang disebut aktivis penembakan "sembarangan" terhadap kota.

Tapi Jenderal Haddad Riad, kepala departemen politik militer, bersikeras pasukan di Daraa tidak menghadapi para demonstran.

"Kami terus mencari teroris yang tersembunyi di beberapa tempat. Sebagai tentara, kita tidak pernah menghadapi para demonstran."

Kelompok-kelompok HAM mengatakan bahwa lebih dari 600 orang telah tewas dan 8.000 lainnya dipenjara atau hilang dalam kekerasan terhadap para demonstran sejak demonstrasi meletus pertengahan Maret.

Amerika Serikat memperingatkan Jumat bahwa ia akan mengambil "langkah tambahan" terhadap Suriah jika dia terus menindak keras dan brutal terhadap para demonstran, seminggu setelah memaksakan penangguhan sanksi terhadap bangsa Arab.

Pernyataan Gedung Putih datang setelah kelompok hak asasi mengatakan bahwa pasukan keamanan Suriah menembak mati sedikitnya 26 demonstran pada Jumat, saat aksi "Hari Pembangkangan" yang menentang rezim membludak.(*)

(Uu.H-AK/S004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011