Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Israel, Ariel Sharon, yang dalam proses penenangan pasca-operasi lantaran pendarahan gawat di otak pada Kamis (5/1) tidak mungkin bekerja kembali. Direktur Rumah Sakit Hadassah di Jerusalem, Shlomo Mor-Yosef, mengatakan kepada wartawan bahwa Sharon mempertahankan fungsi otak, tapi akan tetap ditenangkan (diberi obat penenang) selama sedikit-dikitnya 48 jam pasca-operasi, karena para dokter berusaha untuk menjaga tekanan darah di tengkoraknya rendah. "Saya harus menjelaskan bahwa, berkenaan dengan masa depan, berdasarkan keadaan sekarang ini, ia akan tidak mungkin bekerja kembali," kata Mor-Yosef, layaknya dilansir Kantor Berita Reuters. Ia menimpali, "Otaknya berfungsi, tapi proses penenangan Sharon membuatnya tidak menanggapi rangsangan apa pun." Selain itu, "Perawatan ini akan habis faedahnya antara 48 dan 72 jam, dan kemudian kami akan berusaha untuk berangsur-angsur membangunkan PM. Ini merupakan proses yang panjang. Tidak akan ada dalam beberapa jam mendatang." Mor-Yosef menambahkan, operasi Sharon dipusatkan pada sisi kanan otaknya, dan ia lumpuh pada saat menjalani operasi. "Kelumpuhan itu merupakan kelumpuhan yang kami, para dokter, buat," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006