Cilegon, Banten (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan peresmian jembatan layang (Flyover) Merak dapat memperlancar arus barang dan jasa di kawasan Merak, Banten.

"Jembatan ini diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di wilayah Merak sehingga tidak lagi mengganggu kelancaran arus barang dan mobilitas manusia," ujarnya dalam peresmian flyover Merak di Cilegon, Banten, Selasa.

Hadir dalam peresmian tersebut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Gubernur Banten HM Masduki serta perwakilan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Menurut Hatta, keberadaan jembatan ini menjadi sangat penting karena diperkirakan pada 2011 jumlah kendaraan bermotor yang akan melewati kawasan Merak adalah sekitar tiga juta unit.

"Kalau terjadi hambatan, bisa diperkirakan berapa ribu kendaraan yang mengantri dan berapa banyak waktu yang terbuang. Maka flyover ini dapat menjadi solusi mengatasi hambatan," ujarnya.

Ia menambahkan kemacetan yang menyebabkan gangguan arus barang dan jasa bisa menyebabkan fluktuasi harga sehingga dapat mengakibatkan laju inflasi tinggi.

Untuk itu, pembangunan sarana infrastruktur ini diharapkan dapat menekan biaya logistik Indonesia yang masih sangat tinggi sekitar 14,4 persen dibandingkan dengan Jepang sebesar 5 persen.

"Kita harus kerja keras untuk membenahi infrastruktur, karena kemacetan dapat menyebabkan fluktuasi harga dan biaya logistik tinggi sehingga menganggu daya saing produk nasional," ujar Hatta.

Selain itu, Hatta menjelaskan pembangunan jembatan ini juga merupakan bagian dari pengembangan infrastruktur untuk koridor Jawa bagian Barat Utara (North Java Corridor) yang diperkirakan menghabiskan biaya 60 miliar dolar AS.

"Jembatan ini akan menjadi salah satu pembangunan infrastruktur koridor Jawa bagian utara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Hatta memastikan pemerintah akan tetap memberikan prioritas kepada pembangunan infrastruktur melalui bantuan swasta, BUMN, serta investasi langsung dalam bentuk Public Private Partnership yang diperkirakan hingga 2014 membutuhkan biaya Rp3.500 triliun diluar pembiayaan APBN.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menambahkan saat ini peringkat pembangunan infrastruktur jalan Indonesia masih berada pada posisi 84 dari 133 negara.

Untuk itu, jembatan layang ini diharapkan dapat menjadi pionir dalam mempersatukan wilayah antar pulau, meningkatkan kualitas infrastruktur Indonesia dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

"Apalagi mengingat saat ini pelabuhan Merak masih menjadi tumpuan lalu lintas barang dan jasa dari dan menuju Sumatera," ujarnya.

Jembatan yang terletak di kota Cilegon ini terdiri atas dua lajur yaitu flyover Merak I sepanjang 954 meter yang menghubungkan Pulorida-Pintu tol Merak dan flyover Merak II sepanjang 434 meter yang menghubungkan pelabuhan ASDP-Pintu tol Merak dengan masing-masing lebar tujuh meter.

Pembangunan flyover Merak ini dimulai pada 14 Oktober 2009, dengan lama pengerjaan selama 15 bulan serta total pembiayaan sebesar Rp125 miliar.

Sebagian pendanaan flyover yang memakai kontraktor Tokyu Contractor-Waskita Karya ini menggunakan bantuan pinjaman JBIC.
(*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011