Jember, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada masyarakat agar lahan gundul di sekitar lokasi banjir bandang di Jember Jawa Timur dihutankan kembali. "Agar bencana alam tersebut tidak terulang lagi, lahan gundul di daerah rawan bencana harus dihutankan lagi," kata Presiden saat meninjau lokasi banjir bandang di Desa Suci, Kecamatan Panci, Jember Jumat, (6/1) Ikut dalam rombongan Presiden antara lain, Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, Menkes Siti Fadillah Supari, Meneg BUMN Sugiharto dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sebelumnya Presiden juga mengunjungi posko bencana alam di Kecamatan Sukorambi, serta lokasi bencana lainnya di Desa Kemiri, Kecamatan Panci, Jember. Saat berkunjung di Desa Suci, Presiden meninjau lokasi di atas desa yang lahannya telihat dalam kondisi gundul atau tidak ada lagi tanamannya. Menurut seorang warga setempat, kawasan gundul tersebut merupakan sebuah perkebunan milik sebuah pusat koperasi. Pada kesempatan itu, warga korban bencana meminta Kepala Negara dan Ibu Negara agar membantu membangun kembali sarana pendidikan bagi anak-anak di desa tersebut, supaya kegiatan belajar mengajar dapat berjalan normal kembali. Selain meminta warga melakukan penghijauan terhadap lahan-lahan yang gundul, Presiden juga mengimbau agar sesuai salat Jumat masyarakat melaksanakan salat sunah berjamaah untuk memohon kepada Tuhan supaya bencana tidak menimpa kembali. "Selesai salat Jumat, para jemaah sebaiknya bersama-sama melakukan salat sunah untuk meminta gar kita semua terhindar dari segala bentuk bencana." kata Presiden. Rombongan Presiden tiba di Jember Kamis (6/1) sore, kemudian langsung menuju ke posko bencana alam di Kecamatan Rambipuji Jember. Pada kesempatan tersebut, Presiden meminta agar dicari penyebab terjadinya bencana alam baik banjir yang terjadi di Jember, Jatim, maupun tanah longsor di Banjarnegara, Jateng. Menurut Presiden, bencana alam yang menimpa sejumlah daerah dan telah merenggut puluhan nyawa tersebut sudah saatnya ada antisipasi dan penanganan lebih serius. Untuk ke depan masyarakat diminta untuk lebih waspada dan mencari penyebab utama bencana yang terjadi. "Jika akar penyebab bencana dapat diketahui secara pasti, maka tindakan pencegahannya dapat dilakukan lebih dini" ungkap Presiden. Menu tahunan Terkait bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyatakan bencana banjir di Jember dan tanah longsor di Banjarnegara, yang menelan korban ratusan jiwa dan kerugian materiil cukup besar adalah fakta kesekian kalinya untuk mengingatkan bahwa Pulau Jawa berada dalam kondisi kritis dan rawan bencana. Dengan luas 13 juta hektar, Pulau Jawa hanya memiliki 1,9 juta hektar tutupan hutan yang tersebar di berbagai provinsi sehingga dengan kondisi seperti itu, praktis Jawa menjadi pulau dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Selama ini, hutan yang bagus diyakini mampu mampu mengendalikan banjir dan erosi. Namun, kenyataanya banyak hutan di Pulau Jawa dalam kondisi gundul akibat penjarahan. Menurut Direktur Eksekutif Walhi, Chalid Muhammad, banjir bandang hanyalah salah satu indikator adanya kerusakan pada kawasan hutan sehingga tidak tertutup kemungkinan bencana lainnya akan mendatangi Jawa dan menjadi" menu tahunan" masyarakat Jawa. Walhi menilai, bencana banjir bandang dan tanah longsor tidak terlepas dari inkonsistensi peruntukan kawasan di daerah hulu sehingga berpengaruh pada kawasan di bawahnya.(*)

Copyright © ANTARA 2006