Hasil pengurutan genom terbaru mengungkapkan bahwa Omicron merupakan varian dominan di antara sampel-sampel yang diurutkan selama November 2021, (mencapai) 70 persen (250/358) hingga kemarin,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla dalam konferensi pers digital pada Jumat (10/12) mengatakan bahwa varian Omicron menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di negara tersebut.

"Hasil pengurutan genom terbaru mengungkapkan bahwa Omicron merupakan varian dominan di antara sampel-sampel yang diurutkan selama November 2021, (mencapai) 70 persen (250/358) hingga kemarin," ujarnya.

Kasus mingguan di Provinsi Gauteng meningkat hingga 415 persen pada pekan pertama Desember dibandingkan dengan pekan sebelumnya, sementara jumlah rawat inap di rumah sakit naik 204 persen.

Phaahla mengatakan bahwa belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit atau kematian yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi varian lain, termasuk Delta.

Data awal menunjukkan bahwa terdapat kenaikan tingkat rawat inap. Namun, hal itu mungkin disebabkan oleh meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan secara spesifik dari infeksi Omicron.

Phaahla mengatakan jumlah reproduksi atau orang yang kemungkinan terinfeksi oleh satu orang akibat virus itu adalah 2,5, lebih tinggi dibandingkan angka lain dalam pandemi COVID-19.

Ia juga mengungkapkan bukti awal menunjukkan kemungkinan terdapat peningkatan risiko infeksi ulang dari varian ini. Infeksi ulang didefinisikan sebagai hasil tes positif COVID-19 setelah 90 hari berlalu sejak infeksi sebelumnya.
 
Seorang relawan memeriksa informasi penerima vaksin COVID-19 di sebuah lokasi vaksinasi di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 20 Agustus 2021. (Xinhua/Chen Cheng


"Namun, lebih banyak informasi diperlukan dan akan tersedia dalam beberapa hari dan pekan ke depan," tambah Phaahla.

Data juga menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia satu tahun lebih berisiko mengalami penyakit parah dan kematian yang mungkin dikarenakan "sistem kekebalan tubuh yang belum matang," ujar menteri itu.

Anak-anak dengan kondisi medis memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti lahir prematur, diabetes, kanker, HIV, dan tuberkulosis, akan lebih berisiko. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021