Tangerang (ANTARA) - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul, mengatakan bahwa masyarakat Banten suka dengan sosok pemimpin tegas dan berani. Hal itu seiring dengan hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Political Opinion (IPO), terhadap tingginya elektabilitas Gubenur Banten, Wahidin Halim.

"Wajar saja jika Wahidin Halim, menjadi sosok tokoh yang selama ini dibutuhkan masyarakat Banten. Berdasarkan pengamatannya, perilaku Wahidin Halim sebagai orang nomor satu di Banten selalu mencuri perhatian masyarakat," ucap Adib melalui keterangan tertulisnya diterima di Tangerang Minggu.

Ia mencontohkan, sikap tegas yang dilakukan oleh Gubernur Wahidin Halim seperti mengambil sikap tidak populis saat menghadapi kepungan buruh yang menuntut untuk mengubah aturan upah minimum.

Baca juga: Sandiaga harap kehadiran DPW Gekrafs Banten jadi gerakan kolaboratif

"Jika beberapa kepala daerah lain, mencoba mengambil sikap populis terkait dengan harapan agar terdongkrak elektabilitasnya di hadapan buruh. Justeru saya melihat Wahidin dengan gayanya yang tegas malah berani mengambil keputusan yang tidak populis," katanya.

Oleh karenanya, dirinya pun mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Wahidin tersebut. Karena apa yang dilakukan Gubenur Banten adalah hal yang tepat, pasalnya, UMK yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur nomor 561/Kep.282-Huk/2021, berdasarkan PP nomor 36 tahun 2021, yang memuat formulasi gaji UMK dan UMP.

Di mana dalam pembuatan PP tersebut, pemerintah telah melakukan pembahasan antara perwakilan buruh di dewan pengupahan, dengan pihak perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspindo).

"Wahidin paham betul administrasi pemerintahan, apabila dia cabut atau ubah SK Gubernur soal pengupahan, maka berpotensi melanggar aturan. Ini yang saya, bilang kalau Wahidin adalah sosok pemimpin yang tegas dan berani. Berbeda dengan perilaku kepala daerah lainnya yang justeru malah bersandiwara di depan buruh, membuat harapan palsu, yang saat ditagih komitmennya malah hilang," tegasnya.

Menurut dia, langkah berani Wahidin inilah yang membuat masyarakat Banten semakin terbuka melihat sebagai sosok Kepala Daerah yang tegas. Sehingga, berdampak positif pada popularitas dan elektabilitasnya.

"Saya suka kritik dia. Tapi saya berpesan, belajarlah dari sikap Wahidin, tidak perlu bersandiwara. Tidak perlu takut di kritik. Nyatanya, sekarang survei menunjukkan popularitas dan elektabilitas dia di urutan teratas di Banten," ujarnya.

Baca juga: Menkumham: Pemda DKI, Jabar, dan Banten "role model" P2HAM

Ia mengingatkan, kepada Gubernur Banten agar tidak terjebak pada urusan elektabiltas jika berdampak pada inkonsisten bersikap dalam upaya membangun Provinsi Banten yang lebih baik.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, mengungkapkan dari hasil survei yang dilakukan IPO di periode 29 November – 2 Desember 2021 menunjukkan jika 33.4 persen masyarakat Banten, akan kembali memilih Wahidin Halim sebagai Gubernur Provinsi Banten jika hari ini digelar pemilu.

"Sementara, ada 21.5 persen masyarakat yang akan memilih Andhika Hazrumy dan 13.7% memilih Rano Karno. Sedangkan Iti Octavia Jayabaya berada di urutan keempat dengan skor 11.4 persen," katanya.

Dalam kegiatan survei, lanjut Dedi, terungkap bahwa keputusan masyarakat Banten dalam memilih calon Gubernur juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, yakni faktor religius 31 persen, prestasi 21persen, kejujuran 19 persen, ketegasan 13 persen, bersih 11 persen, dan merakyat 5 persen. Lebih lanjut, Dedi mengatakan apabila hanya tiga nama yakni Wahidin Halim, Adhika Hazrumy dan Rano Karno, disodorkan ke masyarakat sebagai calon pemimpin di provinsi Banten jika hari ini digelar pemilu.

Baca juga: Peroleh peringkat A dari Fitch, Bank Banten optimistis tatap 2022

"Dari hasil survei menunjukkan bahwa Wahidin Halim tetap berada di urutan nomor satu dengan tingkat elektabilitas 41,3 persen. Sementara di posisi kedua ada Andhika Hazrumy 32.4 persen dan Rano Karno 13.3 persen. Sisanya 13 persen tidak menjawab atau rahasia," jelasnya.

Dari hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO), menunjukkan bahwa popularitas Wahidin Halim mengalahkan Rano Karno dan Adhika Hazrumy. Survei yang dilakukan di periode 29 November – 2 Desember 2021, disebutkan tingkat popularitas Wahidin Halim menyentuh 89.6 persen, sedangkan Rano Karno 87.5 persen, Adhika Hazrumy 76.9 persen dan Iti Octavia Jayabaya 44.7 persen.

Walaupun popularitas Wahidin Halim menembus angka 89.6 persen, menurut Dedi, popularitas masing-masing tokoh masih sangat dinamis, hal ini terlihat dari jarak antar-tokoh paling popular yang masih dekat, yakni antara Wahidin Halim, Rano Karno, Andhika Hazrumy, dan Iti Octavia Jayabaya.

 Baca juga: Buruh Tangerang Raya tolak penetapan UMK Banten 2022
Baca juga: KPK konfirmasi saksi ikut serta proses pengadaan tanah SMKN 7 Tangsel

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021