Jakarta (ANTARA) - Selama musim panas yang lalu, sejumlah macan tutul salju berhasil diabadikan oleh lima kamera inframerah berbeda di wilayah Pingwu, Provinsi Sichuan, pada ketinggian sekitar 4.200 meter, yang mengejutkan banyak ilmuwan satwa liar.

Rekaman foto itu mengonfirmasi bahwa penyebaran predator tersebut di area pegunungan di China barat daya telah meluas ke timur, ujar pejabat tinggi komuikasi World Wildlife Fund (WWF) Yang Yi pada Minggu.

Pingwu di Sichuan utara terkenal sebagai habitat bagi sejumlah besar panda raksasa liar. Survei panda raksasa nasional ke-4 pada 2015 menemukan bahwa terdapat 1.864 ekor panda raksasa liar di China, termasuk 335 ekor di Pingwu.

Alhasil, lebih dari setengah luas area darat di Pingwu telah dimasukkan ke dalam Taman Nasional Panda Raksasa, yang direncanakan memiliki luas area 22.000 kilometer persegi yang melintasi provinsi Sichuan, Shaanxi, dan Gansu.

Wilayah ini merupakan satu dari lima taman nasional yang ditetapkan China pada Oktober, setelah menjalani masa percobaan selama empat tahun.

Melalui penutupan tambang, pemulihan vegetasi, pelarangan perburuan ilegal, dan sejumlah langkah lainnya, upaya perlindungan di taman nasional tersebut tidak hanya membuat panda raksasa liar menjadi spesies yang tidak lagi terancam punah, tetapi juga mengubah kawasan itu menjadi tempat perlindungan bagi spesies langka lainnya.

Sekitar 87 persen area Taman Nasional Panda Raksasa berada di Provinsi Sichuan. Di daerah itu, lebih dari 8.000 spesies hewan dan tumbuhan hidup berdampingan, seperti panda merah dan monyet emas berhidung pesek, menjadikannya salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati terbanyak di Bumi.

Provinsi tersebut memanfaatkan kamera inframerah, satelit, drone, serta jagawana untuk membentuk sistem perlindungan terintegrasi.

Ribuan jagawana bekerja sepanjang tahun di lebih dari 900 rute patroli. Dalam empat tahun terakhir, mereka mencatat sekitar 1.600 pertemuan dengan hewan langka.

"Di wilayah Pingwu saja, lebih dari 4.100 spesies tumbuhan dan 1.900 spesies hewan telah mendapatkan manfaat dari upaya perlindungan panda raksasa," kata kepala biro kehutanan dan padang rumput Provinsi Sichuan, Jiang Shiwei.

Sebagai contoh, jumlah takin (Budorcas taxicolor), spesies kijang-kambing langka yang berada di bawah perlindungan teratas di China, meningkat sekitar 10 persen dalam satu dasawarsa terakhir di wilayah tersebut, imbuh Jiang.

"Perlindungan panda-panda raksasa ini bermanfaat bagi ekosistem secara keseluruhan. Selain menyediakan produk bagi manusia, sebuah ekosistem juga memiliki fungsi pendukung, pembersihan, dan fungsi-fungsi lainnya yang vital bagi pembangunan masyarakat yang berkelanjutan," kata Zhang Qian, staf kantor perlindungan satwa liar yang berada di bawah naungan Biro Kehutanan dan Padang Rumput Provinsi Sichuan.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021