Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriantono mengatakan, kenaikan harga beras yang terjadi masih dalam batas normal karena belum melebihi 25 persen di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp3.550 per kilogram. "Kalau mengikuti patokan beras (HPP) yang baru, kenaikan masih relatif normal. Patokan harga beras sudah naik menjadi Rp3.550 per kilogram, itu ditambah 25 persen, itu batas atasnya," kata Anton usai mengikuti rakor Kesra di Jakarta, Jumat. Anton juga membantah bahwa kenaikkan itu disebabkan oleh adanya rencana impor beras oleh Bulog sebanyak 110 ribu ton pada Januari ini. "Impor itu tidak akan masuk ke pasar tetapi ke gudang Bulog, seharusnya tidak akan berpengaruh, memang ada, tetapi pengaruhnya secara psikologis," katanya. Ditambahkan Anton, pihaknya sedang menyusun strategi agar di bulan Februari harga gabah di petani tidak langsung anjlok karena mulai memasuki masa panen. "Kita sedang susun strategi agar di Februari di musim panen harga gabah tidak jatuh. Nanti pada saatnya strategi ini kita sampaikan," katanya. Sementara itu, di pusat perdagangan beras Jakarta di Pasar Induk Cipinang dan Pasar Senen, Jumat, harga beras telah mengalami kenaikan. Harga beras jenis IR 64 kualitas 3, misalnya, yang per Desember Rp3.650 per kg naik jadi Rp3.800 per kg. Begitu juga di Pasar Senen beras paling murah sebesar Rp4.250, padahal pada Desember hanya Rp3.500-Rp3.600 per kg. Menurut Direktur Utama PT Food Station Tjipinang, Syamsul Hilataha, harga beras di Pasar Induk Cipinang naik mulai awal Januari karena harga gabah yang juga naik dan kecenderungan pedagang yang menyimpan beras akibat ketidakjelasan isu impor beras. "Saat ini stok awal 6 Januari 2006 45.877 ton. Sementara stok normal 50.000 sampai 60.000 ton. Memang ada penurunan sedikit namun pasokan harian aman. Hari ini (Jumat, 6/1) hingga pukul 07.00 WIB saja masuk 2.300 ton beras," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006