Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Satu pesawat tak berawak Amerika Serikat menembakkan dua rudal pada sebuah kendaraan di distrik suku Waziristan Utara, Pakistan, pada Kamis, menewaskan sedikitnya lima tersangka gerilyawan, kata para perwira keamanan setempat.

Itu adalah serangan yang ketiga dilaporkan di tanah tandus suku Pakistan di perbatasan Afghanistan, yang Washington juluki markas global Al Qaida, sejak pasukan komando AS menewaskan Osama bin Laden di sebuah kota Pakistan dekat Islamabad.

"Sebuah pesawat tak berawak AS menembakkan dua rudal terhadap satu kendaraan gerilyawan di daerah Datta Khel, Waziristan Utara," kata seorang pejabat keamanan Pakistan yang tak bersedia disebut namanya kepada AFP.

"Lima gerilyawan tewas," tambah pejabat itu.

Pejabat setempat lainnya menegaskan terjadi serangan itu dan korban yang jatuh, dengan mengatakan "targetnya adalah sebuah van pick-up."

Laporan-laporan intelijen dari daerah itu, yang tidak dikonfirmasi oleh pejabat yang lebih senior, menyebutkan korban yang tewas delapan orang dan mengatakan mereka yang tewas termasuk "orang asing" - satu sebutan untuk Taliban Afghanistan, pejuang Uzbek atau Al Qaida.

Pada Selasa, serangan serupa menewaskan empat gerilyawan di dekat desa Adda Angoor di kabupaten tetangga Waziristan Selatan, dan pada Jumat lalu tersangka gerilyawan dilaporkan tewas oleh rudal AS di Waziristan Utara.

Washington tidak mengkonfirmasi serangan udara itu namun operasi militer dan CIA di Afghanistan adalah satu-satunya kekuatan yang menempatkan mereka di wilayah tersebut.

Serangan AS dua kali lipat dari tahun lalu, dengan lebih dari 100 serangan pesawat tak berawak menewaskan lebih dari 670 orang, menurut hitungan AFP, dan CIA telah mengatakan rahasia program ini sangat terganggu kepemimpinan Al Qaida.

Tetapi beberapa ahli mengatakan, penemuan pekan lalu bahwa Osama bin Laden berada di ratusan kilometer dari daerah suku, di kota Abbottabad, dua jam dari ibu kota, berada dalam paparan batas serangan pesawat tak berawak untuk mencapai target teror kelas tinggi.

Para pejabat AS kini meneliti barang-barang intelijen yang diperoleh pada serangan helikopter 2 Mei di satu kompleks di pinggiran kota yang menewaskan pemimpin Al Qaida, termasuk sebuah jurnal yang berisi tulisan tangannya "gagasan-gagasan operasional".

Pemberontak di Yaman dan Somalia yang terinspirasi Al Qaida mengancam akan membalas membunuh dan memperingatkan Barat terhadap pertempuran berdarah akan datang.

Serangan-serangan pesawat tak berawak AS mengobarkan perasaan anti-Amerika di Pakistan, yang kian memburuk sejak kontraktor CIA menembak mati dua orang Pakistan di jalanan sibuk Lahore pada Januari.

Operasi bedah oleh Angkatan Laut AS SEALs, tampaknya dilakukan tanpa pengetahuan Islamabad atau pemimpin tertinggi militer negara itu, telah menimbulkan malu yang meluas di Pakistan.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani berusaha membela negara dalam pidatonya kepada parlemen pada Senin, dan menangkis tuduhan-tuduhan keterlibatan atau ketidakmampuan negara atas serangan yang dianggap "tak masuk akal", serta mengecam AS melakukan serangan sepihak di wilayah kedaulatannya.(*)
(Uu.H-AK/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011