Magelang (ANTARA News) - Sejumlah mahasiswa buddhis yang tergabung dalam kelompok Pagar Budaya Hikmahbudhi berkampanye "Selamatkan Borobudur untuk peradaban", bertepatan dengan perayaan Tri Suci Waisak 2011, Selasa.

Pegiat kelompok itu membagikan brosur tentang kampanye tersebut kepada setiap orang yang memasuki Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur, untuk persiapan prosesi puncak Waisak.

"Untuk kampanye tahun ini kami siapkan sekitar 10 ribu brosur yang isinya berupa seruan untuk semua kalangan demi pelestarian Candi Borobudur," kata Ketua Pagar Budaya Hikmahbudhi Ivana Chang.

Ia mengatakan, kampanye untuk penyelamatan candi Buddha terbesar di dunia yang juga warisan peradaban dunia itu harus terus dilakukan.

Setiap tahun, bertepatan dengan Waisak, katanya, pihaknya selalu menggelar kampanye tersebut.

"Ini tahun kedelapan kampanye kami. Minggu (15/5) kemarin kami bersama anak-anak sekitar Candi Borobudur membersihkan candi," katanya.

Ia menilai, kesadaran masyarakat sekitar Candi Borobudur untuk melestarikan candi yang dibangun sekitar abad ke-8 masa pemerintahan Dinasti Syailendra itu makin mantap.

"Masyarakat dan juga pengunjung makin menyadari arti penting Candi Borobudur, tidak membuang sampah di candi dan tidak memanjat dinding candi, itu kesadaran terhadap pelestarian Candi Borobudur," katanya.

Ia mengatakan, Candi Borobudur menyimpan banyak makna universal yang penting untuk dipahami masyarakat.

Masyarakat, katanya, tak cukup hanya berwisata di Candi Borobudur.

"Sehingga masyarakat tidak cukup hanya berwisata, berfoto-foto untuk kemudian `diupload` di `facebook`. Saat ini mereka juga perlu memahami lebih dalam tentang makna Borobudur dan melestarikannya," katanya.

Anggota Kelompok Pagar Budaya Hikmahbudhi yang terdiri atas mahasiswa buddhis tersebut tersebar di tujuh kota yakni Jakarta, Semarang, Boyolali, Malang, Surabaya, Lampung, dan Mataram.

Ia menjelaskan, kampanye tersebut antara lain berupa penyampaian informasi tentang Candi Borobudur, berbagai hal yang dapat mengancam kelestarian candi itu, dan perilaku yang patut dilakukan setiap orang termasuk umat Buddha agar Borobudur tetap lestari.
(M029)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011