Untuk penanganan korban selamat, Satgas KJRI Johor Bahru akan memastikan hak kekonsuleran, kondisi kesehatan, serta berkomunikasi dengan keluarga korban di Indonesia
Kuala Lumpur (ANTARA) - Mayat terapung yang diduga korban tenggelamnya kapal di Tanjung Balau, Johor Bahru, Rabu (15/12) ditemukan oleh nelayan setempat pada posisi 2,7 mil laut timur Tanjung Punggai pukul 08.35 waktu setempat Jumat pagi (17/12).

Sementara itu berdasarkan data yang disampaikan KJRI Johor Bahru, satu orang korban selamat WNI berinisial AP yang sempat dirawat di Hospital Kota Tinggi, Jumat pagi dinyatakan meninggal dunia.

Hingga per 17 Desember 2021 jumlah korban yang meninggal dunia adalah 21 orang terdiri dari 15 laki-laki dan enam perempuan dan jumlah korban yang selamat sebanyak 13 orang terdiri 11 laki-laki dan dua perempuan.

"Untuk 13 orang WNI selamat, saat ini dalam keadaan baik dan masih diamankan di Kantor Imigrasi Malaysia (JIM) Negeri Johor," ujar Konjen KJRI Johor Bahru, Sunarko melalui Koordinator Fungsi Pensosbud, Andita Putri Purnama.

Baca juga: WNI korban kapal tenggelam di perairan Malaysia bertambah lima orang

Berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi korban selamat sebanyak sembilan orang berasal dari Lombok, satu orang dari Batam, satu orang dari Pekanbaru, satu orang dari Jember dan satu orang dari Tanjung Balai Karimun.

"Untuk penanganan korban selamat, Satgas KJRI Johor Bahru akan memastikan hak kekonsuleran, kondisi kesehatan, serta berkomunikasi dengan keluarga korban di Indonesia," katanya.

Hingga sore ini (17/12), sebanyak tiga jenazah WNI telah diverifikasi oleh pihak keluarga yaitu inisial M asal Pekanbaru, serta inisial BB dan SM asal Lombok Tengah.

Satgas KJRI Johor Bahru telah berkoordinasi dengan pihak keluarga serta instansi terkait untuk proses repatriasi jenazah ke daerah asal di Indonesia.

KJRI Johor Bahru membuka hotline pengaduan bagi keluarga dan masyarakat yang mencari informasi terkait insiden tersebut di nomor: +6016-7700378 atau +6017-7716866.

"KJRI Johor Bahru mengimbau WNI agar tidak menggunakan jalur ilegal untuk menuju/ keluar Malaysia demi keamanan dan keselamatan diri," katanya.

Baca juga: BP2MI NTB telusuri calo PMI ilegal korban kapal tenggelam di Malaysia

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021