"PLN perlu tambahan subsidi untuk mengimbangi tingginya harga BBM. Sekarang ini baru dapat Rp15 triliun. Padahal, dengan harga BBM sebesar Rp6.000, PLN membutuhkan Rp38 triliun," kata Dirut PLN.
Jakarta (ANTARA News)- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meminta tambahan subsidi ke pemerintah untuk mengurangi biaya produksi listrik yang tinggi akibat penggunaan pembangkit berbahan bakar minyak (BBM). Direktur Utama PLN Eddie Widiono sebelum bertemu Sekretaris Menko Perekonomian Komara Djaja di Gedung Utama Depkeu Jakarta, Senin, mengatakan saat ini PLN baru mendapat subsidi sebesar Rp15 triliun dari kebutuhan sebesar Rp38 triliun. "PLN perlu tambahan subsidi untuk mengimbangi tingginya harga BBM. Sekarang ini baru dapat Rp15 triliun. Padahal, dengan harga BBM sebesar Rp6.000, PLN membutuhkan Rp38 triliun," katanya. Menurut Eddie, selain tambahan subsidi, opsi mengimbangi tingginya harga BBM lainnya adalah dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan efisiensi. "Kalau efisiensi melalui pengurangan susut tidak mungkin. Karena hasil pengurangan susut tidak sebanding dengan peningkatan penggunaan BBM," katanya. Namun, kalau opsi penghematan BBM dengan pengalihan pembangkit BBM ke non-BBM seperti batu bara yang diambil, menurut Eddie, maka PLN harus menanggung resiko karena mesti mengubah metoda operasionalnya. "Sebab, pembangkit BBM itu lebih fleksibel, karena bisa cepat menyesuaikan dengan kondisi beban yang sering kali naik dan turun. Kalau sore hari saat beban naik, maka kita gunakan pembangki BBM yang lebih cepat responnya. Sementara, kalau menggunakan batu bara akan lambat kerjanya," katanya. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro pekan lalu mengatakan, pemerintah masih terus mengkaji untuk tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun 2006 dengan melihat perkembangan harga BBM yang cenderung mengalami penurunan akhir-akhir ini. Selain itu, menurut Purnomo, pemerintah juga masih mengkaji kemungkinan tidak menaikkan TDL dengan menaikkan subsidi, melakukan efisiensi di PLN, memperbanyak penggunaan pembangkit non-BBM, dan pengalihan pembangkit BBM ke non-BBM.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006