Yogyakarta (ANTARA) -- Obat Apps menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Akademi Farmasi Indonesia (AFI) Yogyakarta untuk mendorong tenaga farmasi menjadi pharmapreneur. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Apt. Andi Wijaya, S.Far, M.Farm, Direktur AFI Yogyakarta dan Chief Marketing Obat Apps, Saiful Robbani, Senin.

Andi mengatakan, kerjasama ini dilatarbelakangi oleh masih sedikitnya tenaga farmasi yang melakukan wirausaha padahal produk farmasi merupakan barang yang banyak dicari saat ini.

"Harapannya, output mahasiswa yang terjun ke dunia usaha melalui program pharmapreneur ini meningkat dari 3 persen menjadi 5 persen pada 2022 mendatang. Oleh karena itu, diperlukan adanya pendampingan dan hibah kewirausahaan yang masuk ke bahan ajar," ujarnya.

Berdasarkan data tracer study yang disampaikan oleh Andi, sebanyak 96% lulusan kampus AFI Yogyakarta terserap menjadi tenaga kerja kefarmasian sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari dengan waktu tunggu yang relatif singkat.

“Kami selalu mempertahankan kualitas lulusannya dari akademis maupun softskill, bahkan capaian hasil Ujian Kompetensi (UKOM) pun meduduki posisi 3 besar skala nasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Saiful menyatakan,  kini mahasiswa farmasi bisa mengakses bahan pembelajaran yang sudah  sesuai dengan kurikulum nasional melalui aplikasi Obat Apps. Terlebih sudah didukung dengan sistem yang terintegrasi sehingga diharapkan dapat merangsang ide-ide penelitian selanjutnya. Ia juga mengatakan peningkatan kemampuan riset dan pharmaprenuer ini dilakukan agar mereka siap untuk menghadapi tantangan dan disrupsi percepatan revolusi industry 4.0 di bidang farmasi.

“Entrepreneur di bidang farmasi dengan basis inovasi dan teknologi diharapkan dapat menjawab tantangan pada masa mendatang,” tukasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021