Jakarta (ANTARA) - Industri jasa alih daya (outsourcing) China mencatatkan ekspansi yang stabil selama 11 bulan pertama tahun 2021, menurut data yang ditunjukkan dari Kementerian Perdagangan China.

Perusahaan-perusahaan China menandatangani kontrak jasa outsourcing senilai sekitar 1,56 triliun yuan (1 yuan = Rp2.264) dari Januari hingga November, naik 20,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Nilai kontrak yang dilaksanakan itu mencapai 1,1 triliun yuan selama periode tersebut, atau naik sebesar 19,4 persen (yoy).

Jasa alih daya adalah praktik bisnis mempekerjakan pihak di luar perusahaan untuk memberikan layanan dan membuat barang-barang yang secara tradisional dilakukan oleh para karyawan perusahaan tersebut.

Dari total kontrak tersebut, nilai kontrak offshore service outsourcing naik 14,4 persen dari tahun lalu menjadi 876 miliar yuan.

Jasa outsourcing dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra memimpin pertumbuhan secara keseluruhan, dengan kontrak senilai 169,1 miliar yuan untuk periode Januari-November, naik 28,2 persen dari tahun lalu.

Industri tersebut menambahkan 870.000 pekerjaan pada periode yang sama, naik 1,6 persen (yoy), menurut kementerian itu.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021