Sleman (ANTARA News) - Ribuan tanaman pohon di kawasan Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mati karena lahan yang tidak cocok.

"Oleh karena itu, penanaman pohon sebaiknya dihentikan, menunggu kondisi yang memungkinkan, dan apabila dipaksakan ditanam, akan percuma karena tanaman akan mati akibat kondisi tanahnya tidak cocok," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Heri Suprapto, Minggu.

Ia mengatakan bibit pohon yang banyak ditanam sebagian besar justru mati sebelum tumbuh menjadi pohon perindang.

Menurut dia, hampir setiap akhir pekan ada kelompok, lembaga, maupun perusahaan yang datang ke kawasan Gunung Merapi dengan membawa ribuan bibit pohon.

"Kami menghargai maksud baik mereka, namun saat ini lahan yang terdampak langsung erupsi Merapi belum siap untuk ditanami, sehingga bibit-bit tersebut akhirnya mati percuma," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar kelompok atau mereka yang melakukan penanaman tidak berkoordinasi dengan perangkat desa setempat, dan asal tanam saja, sehingga banyak bibit yang mati percuma.

"Wilayah Kepuharjo 90 persen terdampak langsung material vulkanik Merapi, sehingga bibit pohon maupun tanaman lainnya tidak akan hidup dalam waktu lama di atas endapan material vulkanik tersebut," katanya.

Menurut Heri, butuh waktu sekitar tujuh bulan lagi agar tanah di wilayah itu bisa ditanami. "Makanya, mereka yang menanam tanpa koordinasi dengan desa, hasilnya ya percuma," katanya.

Ia mengimbau para donatur atau relawan yang ingin melakukan penghijauan agar berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, sehingga mereka akan diarahkan ke lokasi penanaman di lahan yang sudah layak ditanami.

"Kalau mau ke Kepuharjo, lebih baik ditabung dulu saja. Nanti tujuh bulan lagi baru menanam di sini, karena tanahnya saat ini masih berupa endapan lahar yang sewaktu-waktu jika diguyur hujan akan terkikis air," katanya.

Ia mengatakan warga kawasan Gunung Merapi juga siap membantu melakukan penanaman pohon, dan diharapkan para donatur maupun warga setempat bisa bekerja sama, sehingga selepas aksi penanaman, warga yang tinggal di wilayah itu memiliki tanggung jawab merawat bibit yang ditanam hingga tumbuh besar.

"Asalkan ada koordinasi, maka kami siap untuk merawat. Bagaimana pun, penghijauan di kawasan Merapi juga sangat membantu kami untuk mengembalikan kondisi lahan seperti semula. Pokoknya yang penting ada komunikasi dengan desa lebih dulu," katanya.
(V001/M008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011