Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, nilai kerugian akibat kebakaran tiga tangki bahan bakar minyak di Kompleks Kilang Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), mencapai 30 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Saat ini masih dalam proses asuransi," kata Pelaksana Tugas Harian Direktur Pengolahan Pertamina, Rukmi Hadihartini, saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin.

Pertamina memakai jasa asuransi PT Tugu Pratama yang juga anak perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.

Menurut dia, nilai kerugian tersebut di antaranya buat membangun kembali tangki sebesar 20 juta dolar AS dan biaya pemadaman satu juta dolar AS.

Rukmi juga mengatakan, setelah melalui proses investigasi, pihaknya mencopot empat manajer atas kejadian kebakaran itu.

Keempat manajer adalah pejabat yang berwenang pada kilang, produksi, pemeliharaan, dan teknik.

Hasil investigasi lainnya, lanjutnya, menyatakan bahwa kebakaran tidak berdampak pada operasi selanjutnya.

Menurut dia, Pertamina akan melakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.

Juru bicara Pertamina, M. Harun, menambahkan bahwa penyebab kebakaran adalah akibat kesalahan teknis.

Sebanyak tiga tangki bahan bakar minyak (BBM) yang berada di kompleks Kilang Cilacap terbakar berturut-turut pada 2 dan 3 April 2011 dan baru bisa dipadamkan 6 April 2011.

Satu tangki berisi bahan baku peningkat angka oktan dan dua lainnya terdapat nafta.

Pertamina terpaksa menghentikan sementara produksi Kilang Cilacap sebagai prosedur keamanan menyusul kebakaran tangki BBM itu. Meski demikian, ia mengemukakan, distribusi BBM pascakebakaran tetap berjalan normal.

Ia merinci, kilang Cilacap mensuplai solar, minyak tanah, dan premium ke Depot Padalarang, Ujung Berung, dan Tasikmalaya di Jawa Barat (Jabar), serta Maos, Teras dan Rewulu di Jateng

Kapasitas kilang Cilacap yang mencapai 348.000 barel BBM per hari merupakan kompleks pengolahan terbesar di Indonesia. Fasilitas penyulingan tersebut terdiri dari dua kompleks yang masing masing berkapasitas 118.000 barel per hari dan 230.000 barel per hari.
(T.K007)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011