Jakarta (ANTARA News) - Pekan lalu, X Prize Foundation, mengumumkan sayembara baru berhadiah 10 ribu dolar bagi yang bisa mengembangkan perangkat portabel yang bisa mendiagnosa berbagai penyakit seakurat panel dewan dokter bersertifikat.

Rincian mengenai kontes itu sedang dikerjakan, tetapi tujuannya menemukan perangkat yang bisa melakukan sejumlah tes diagnostik dan menggabungkannya dengan kecerdasan buatan untuk mengetahui apakah subyek memiliki penyakit tertentu.

Alat itu diharapkan dapat membantu mereka yang tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan merampingkan akses perawatan khusus dalam perawatan medis tradisional, kata sebuah laporan yang ditulis CNN.

"Bayangkan sebuah dunia dimana orang mendapatkan saluran ke bagian yang tepat dari sistem kesehatan yang kompleks pada saat yang tepat (pula)," kata Eileen Bartholomew, seorang direktur senior di X Prize Foundation.

Bartholomew tengah merancang parameter yang tepat untuk kontes yang akan diluncurkan pada 2012 tersebut. "Dan ketika konsumen masuk ke dalam sistem kesehatan, mereka datang dengan data, untuk dipahami dan dibimbing pengobatannya."

Bartholomew mengatakan bahwa kontes itu mungkin melibatkan pendiagnosaan suatu penyakit tertentu atau bisa mulai dengan tantangan sedikit ambisius, seperti melakukan tes tunggal untuk hadiah sekitar 1 juta dolar.

Memenangkan hadiah besar, ditawarkan dalam kolaborasi dengan Qualcomm, sepertinya akan melibatkan sebuah entri yang bisa menggabungkan beberapa teknologi yang kompleks.

Cakupan informasi biomedis yang bisa dipantau dengan cepat meningkat, kata Eric Topol, direktur Scripps Translational Science Institute. "Kami dapat memonitor glukosa terus menerus dan kita dapat mengukur irama dan denyut jantung jarak jauh," katanya.

Tetapi, ia menambahkan,"kami belum menemukan cara yang baik untuk penginderaan jauh tekanan darah atau kejenuhan oksigen."

Topol mengatakan hadiah besar tidak akan dimenangkan sampai ada sebuah konvergensi kritis teknologi, mungkin melibatkan sekuen genomik dan pencintraan canggih. Nick van Terheyden, kepala informasi medis di Nuance Healthcare, berpendapat bahwa konvergensi tersebut mungkin tidak terlalu jauh.

Van Terheyden mengatakan bahwa dokter akan selalu dilibatkan dalam sejumlah cara mengdiagnosis pasien. "Teknologi ini tidak akan menjadi pengganti, tapi tambahan: pihak ketiga dalam ruang yang sempit," katanya.

"Dokter kuwalahan dengan jumlah informasi yang ada di luar sana," tambahnya.

Lingkungan kebijakan akan menimbulkan masalah untuk setiap perangkat (baru). "The Food and Drug Administration mengatakan bahwa mereka tidak akan melegalkan teknologi yang membuat diagnosis langsung," kata Ross Mitchell, penulis penelitian yang diterbitkan pekan lalu yang menunjukkan bahwa stroke dapat didiagnosis dengan bantuan aplikasi smartphone dengan tingkat akurasi sama dengan komputer di rumah sakit.

Bartholomew mengatakan bahwa karena pembatasan oleh FDA, kontes dapat memunculkan inovasi yang mungkin hanya digunakan di luar Amerika Serikat.

(S026/B010)

Penerjemah: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011