Jakarta (ANTARA) - China tengah membangun satu fasilitas penelitian untuk menginkubasi teknologi inti yang digunakan pada pembangkit listrik energi fusi seperti pada daya matahari.

Fasilitas Riset Komprehensif untuk Teknologi Fusi (CRAFT) itu merupakan platform tempat para perekayasa mengembangkan dan menguji komponen-komponen utama reaktor energi fusi, demikian keterangan Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP) pada Senin (20/12).

Fasilitas ini diperkirakan dapat selesai dibangun sekitar tahun 2024 mendatang, menurut Institut Fisika Plasma di bawah ASIPP.

China telah merampungkan desain teknik sebuah reaktor uji energi fusi, ungkap ASIPP.

Membangun reaktor energi fusi merupakan ambisi baru ilmu pengetahuan China setelah tokamak superkonduktor canggih eksperimental (EAST) milik negara itu meningkatkan eksperimennya.

Berdasarkan pendekatan yang disebut "fusi kurungan magnetik" yang menggunakan medan magnet untuk mengurung bahan bakar fusi dalam bentuk plasma, EAST memulai babak baru eksperimennya pada awal Desember, yang akan berlangsung selama sekitar enam bulan.

Qian Jinping, seorang peneliti ASIPP yang mengelola eksperimen EAST, menuturkan dari ruang kendali bahwa EAST melepaskan listrik lebih dari 100 kali per hari untuk meningkatkan performanya.

Direktur ASIPP Song Yuntao menyampaikan kepada Xinhua dalam wawancara eksklusif bahwa dia dan rekannya mencari cara untuk mempertahankan plasma bersuhu tinggi dalam durasi yang lebih lama.

Mesin seberat 400 ton berbentuk donat ini, yang juga dikenal sebagai "matahari buatan China", mencatatkan rekor dunia setelah mencapai suhu plasma 120 juta derajat Celsius selama 101 detik dalam sebuah eksperimen pada 28 Mei lalu.

Terobosan ini menjadi momen penting dalam penggunaan fusi nuklir mirip matahari untuk menghasilkan aliran energi bersih yang stabil.

Energi fusi diklaim sebagai solusi masalah energi Bumi.

Menurut perkiraan, melalui reaksi fusi, deuterium dalam satu liter air laut dapat menghasilkan energi yang setara dengan 300 liter bensin.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021