Paskah Suzetta mengatakan pihaknya belum setuju dengan kenaikan itu dan meminta Jepang tidak hanya melihat Indonesia sebagai mitra bisnis saja tetapi harus melihat Indonesia sebagai partner strategis.
Jakarta (ANTARA News)- Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan keberatannya terhadap kenaikan suku bunga pinjaman Jepang kepada Indonesia dari 1,3 persen menjadi 1,5 persen. "Kita belum siap dengan bunga 1,5 persen. Kita tetap minta tingkat bunga lama walaupun ada kenaikan produk domestik bruto (PDB)," kata Paskah Suzetta di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, pihaknya belum setuju dengan kenaikan itu dan meminta Jepang tidak hanya melihat Indonesia sebagai mitra bisnis saja tetapi harus melihat Indonesia sebagai partner strategis. "Utang Indonesia kepada Jepang merupakan utang rakyat Indonesia bukan hanya utang pemerintahnya saja," katanya. Menurut dia, pihaknya akan mengambil berbagai langkah untuk menekan kenaikan suku bunga itu antara lain melalui pembicaraan formal dan informal dengan pihak Jepang. Paskah menyebutkan, Jepang juga berkepentingan dengan Indonesia karena jumlah utang Jepang kepada Indonesia jumlahnya cukup banyak. "Dari sisi kita, jumlah utang Jepang kepada kita juga cukup banyak yaitu mencapai 40 persen dari total utang luar negeri kita," katanya. Ketika dimintai tanggapanya mengenai paket pinjaman Jepang sebesar satu miliar dolar AS, Paskah mengatakan pihaknya belum memutuskan apakah akan menerima pinjaman itu atau tidak. "Kita sedang menyusun prioritas kegiatan yang memerlukan pinjaman luar negeri," katanya. Sebelumnya, Dubes Jepang untuk Indonesia Yutaka Iimura mengungkapkan, Pemerintah Jepang akan memberikan pinjaman kepada Indonesia sebesar 1 miliar dolar AS untuk membantu pembiayaan menutup defisit APBN 2006. Dikatakannya, jumlah tersebut merupakan komitmen pinjaman Jepang yang akan disampaikan dalam forum Consultative Group on Indonesia (CGI) ke-15 di Jakarta, pada Maret 2006. "Kami sudah final membicarakannya dan akan mengumumkannya sebelum CGI," katanya. Namun untuk total komitmen pinjaman yang akan diberikan CGI, Yutaka mengatakan masih membahas hal itu bersama Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB). Sementara mengenai kenaikan suku bunga pinjaman dari Jepang, Yutaka mengatakan kenaikan menjadi 1,5 persen dari 1,3 persen tidak dapat lagi diubah karena sudah sesuai dengan persyaratan yang berlaku di pemerintah Jepang. "Tahun lalu Indonesia masuk golongan negara dengan pendapatan per kapita rendah, namun sekarang menurut Bank Dunia sudah naik lebih dari 100 dolar AS. Jadi bunga yang tadinya 1,3 persen naik menjadi 1,5 persen per tahun untuk jangka waktu 10 tahun" katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006