New York (ANTARA News) - Penelitian baru menunjukkan ibu hamil yang mengonsumsi suplemen minyak ikan mungkin tidak berbuat banyak untuk mempertajam paenglihatan bayi mereka.

Seperti diberitakan Reuters, penemuan itu bertentangan dengan beberapa riset sebelumnya yang menunjukkan docosahexaenoic acid (DHA), yang ditemukan dalam minyak ikan, meningkatkan penglihatan bayi prematur yang diberi suplemen dalam beberapa bulan pertama hidup mereka.

DHA adalah asam lemak omega-3 yang dibutuhkan dalam perkembangna otak dan penglihatan. Karena senyawa itu melewati plasenta terutama nantinya dalam kehamilan, bayi prematur kehilangan banyak pasokan sebelum kelahiran mereka. Jadi tambahan DHA setelah kelahiran bisa membantu melengkapi kekurangan itu.

Dalam penelitian baru itu para peneliti Australia melihat apakah konsumsi minyak ikan sebelum kelahiran membantu meningkatkan penglihatan pada bayi yang lahir normal (tidak prematur).

Mereka menguji coba ketajaman penglihatan pada 185 bayi berusia 4 bulan yang ibunya secara acak ditugaskan untuk mengonsumsi kapsul DHA kaya minyak ikan atau pil plasebo (kapsul minyak sayur) setiap hari, sejak pertengahan kehamilan hingga waktu melahirkan.

Secara keseluruhan, tidak ada manfaat DHA pada penglihatan bayi, lapor para peneliti dalam American Journal of Clinical Nutrition.

Tidak jelas kenapa suplemen tidak memiliki pengaruh, meskipun manfaat terlihat dalam bayi prematur yang diberi DHA setelah melahirkan.

Dr. Maria Makrides, pemimpin penelitian, mengatakan, ada satu kemungkinan bahwa bayi prematur membutuhkan tambahan DHA, padahal bayi yang tidak lahir prematur mendapatkan semua kebutuhan mereka untuk perkembangan penglihatan saat masih dalam rahim.

"Saya pikir bila perempuan makanan bergizi dan memiliki pola makan bagus dan bervariasi, kemudian penambahan DHA selama kehamilan untuk menambah perkembangan penglihatan bagi calon bayi mereka tidak dibutuhkan," kata Makrides, dari Women's and Children's Health Research Institute di Adelaide Utara, Australia.

Para peneliti masih mempelajari apakah mungkin ada manfaat lain bagi perkembangan bayi. Tetapi, penelitian sejauh ini menghasilkan berbagai kesimpulan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan tahun lalu, tim Makrides tidak menemukan bukti bahwa konsumsi minyak ikan selama kehamilan mendorong keterampilan kognitif dan bahasa pada usia 18 bulan.

Makrides mengatakan bahwa ini dan penelitian lain menunjuk fakta bahwa bayi yang lahir tidak prematur dari ibu yang memiliki gizi baik pada umumnya berkembang dengna baik dan itu mungkin sulit untuk meningkat melampaui batas dengan suplemen DHA.

Mungkin ada manfaat lain minyak ikan selama kehamilan. Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa itu bisa mengendalikan risiko pada kelahiran prematur, contohnya, tetapi penilaiannya masih di luar pertanyaan.

Pada umumnya, para pakar merekomendasikan bahwa perempuan hamil mengonsumsi 200 miligram DHA per hari. Beberapa vitamin sebelum kelahiran saat ini mengandung asam lemak, yang juga terkandung dalam ikan, terutama yang berlemak seperti salmon, mackerel dan tuna.

Bagaimanapun juga, karena ikan bisa terkontaminasi oleh merkuri, para dokter menyarankan perempuan hamil untuk membatasi dengan makan dua ikan per minggu. Mereka harus memilih ikan yang memiliki omega-3 tetapi cenderung memiliki kandungan merkuri rendah, seperti salmon, tuna kaleng dan udang.

Ikan tertentu, hiu, ikan pedang, king mackerel dan tilefish, harus benar-benar dihindari selama kehamilan, karena mereka bisa memiliki kandungan merkuri tinggi.

Makrides mengatakan timnya melanjutkan untuk mengikuti anak-anak dalam penelitian ini untuk melihat apakah minyak ikan selama kehamilan membuat perbedaan dalam keterampilan kognitig dan bahasa pada usia empat tahun.

Sebagaimana perkembangan penglihatan, bila minyak ikan memiliki manfaat apapun untuk bayi yang tidak lahir prematur, itu akan menjadi yang paling nyata dalam awal hidup mereka.

"Pada akhir masa bayi, akan lebih sulit untuk menemukan perbedaan antar kelompok, sebagaimana perkembangan penglihatan akan lebih maju," kata Makrides.
(ENY)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011